Minggu, 26 April 2015

KAS



Daftar Isi





BAB I

PENDAHULUAN

1.                 Latar Belakang

Sebuah perusahaan pada awalnya hanya memikirkan keuntungan yang besar dan cepat dengan melakukan apapun untuk mencapai target yang diinginkan oleh perusahaan tanpa memikirkan dampak dan masa yang akan datang. Tetapi lambat laun perusahaan juga menyadari bahwa setiap kegiatan yang dilakukan harus memperhitungkan resiko yang dihadapi. Untuk dapat mengetahui kinerja setiap perusahaan harus menyajikan suatu laporan keuangna pada satu periode. Laporan keuangan digunakan sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan. Dimana hasil analisis tersebut digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengambil suatau keputusan. Selain itu laporan keuangan akan dapat menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, struktur modal usaha, keefektivan pengguna aktiva, serta hal lainnya yang berhubungan dengan keadaan financia perusahaan.
Untuk itu setiap perusahaan diwajibkan menyusun laporan arus kas dan menjadikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.Laba bersih yang dihasilkan suatu perusahaan belum menjamin bahwa perusahaan tersebut memiliki uang kas yang cukup. Untuk menjalankan operasi, melakukan investasi, dan membayar hutang. Perusahaan harus benar-benar memiliki kas bukan memilikki laba bersih. Karena itu, basi investor sangan penting untuk menganalisis sampai sejauh mana efesiensi perusahaan dalam mengelola kasnya. Tujuan utama laporan arus kas adalah informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama satu periode.
Dengan dibuatnya laporan arus kas, setiap perusahaan dapat memprediksi kemajuan oerusahaan di setiap tahun berjalan dan oerusahaan tidak mengalami kerugian serta kebangkrutan. Dimana hal ini dapat dilihat dari penyajian laporan arus kas yang disusun oleh bagian keuangan untuk mengevakuasi seuruh kegiatan yang telah dilakukan oleh perusahaan aplabila perusahaan telah melakukan hal tersebut, diharapkan perusahaan akan tetap tertahan walaupun terkadang kondisi ekonomi tidak stabil keadaannya.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis ingin membahas lebih lenjut tentang penyajian laporan arus kas sebab informasi yang diperoleh , diharapkan dapat menjadi alternative untuk mengambil keutusan bagi perusahaan.


2.                 Rumusan Masalah

1.         Bagaimana keunggulan arus kas?
2.         Bagaimana mengklasifikasi laporan arus kas?
3.         Bagaimana ilustrasi penyusunan laporan kas?

3.                 Tujuan Penulisan

1.         Untuk mengetahui sumber dan penggunaan kas pada setiap aktifitas dalam laporan arus kas
2.         Untuk mengetahui kondisi arus kas pada perusahaan
3.         Untuk mengetahui keputusan apakah yang dioergunakan

4.                 Manfaat Penulisan

1.         Mengetahui tinjauan laporan arus kas perusahaan, konsep arus, kas dana, tujuan dari laporan arus kas serta pengelompokkan dalam laporan arus kas suatu perusahaan menilai kemamouan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih masa depan.
2.         Menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kemampuan membayar deviden. Kebutuhan pendanaan eksternal.
3.         Menilai alas an perbedaan antara laba bersoh disbanding pernerimaan serta pengeluaran kas yang berkaitan.
4.         Menilai pengarush transaksi investasi dan pendanaan baik kas ataupun non kas terhadap posisi keuangan suatu perusahaan selama satu periode tertentu.


BAB II

PEMBAHASAN

1.                 Pengertian Kas

Kas adalah harta yang dapat digunakan untuk membayar kegiatan operasional perusahaan atau dapat digunakan untuk membayar kewajiban saat ini. Wujud dari kas dpat berupa uang kertas/logam, simpanan bank yang sewaktu-waktu dapat ditarik, dana kas kecil, cek, bilyet giro, dsb. Item yang tidak dapat dikatakan kas adalah cek mundur, cek yang tidak cukup dananya/not sufficient fund (NSF) check, saldo dana yang kegunaannya dibatasi, saldo rekening koran yang diblokir.
Akun kas adalah suatu akun yang berfungsi untuk mencatat perubahan uang baik itu dalam penerimaan uang maupun pengeluaran kas. Yang termasuk dalam akun ini adalah akun yang berkaitan dengan tunai atau uang dan yang setara dengan itu. Misalnya cek, giro, dan lain sebagainya yang dapat digunakan untuk apa saja sesuai dengan fungsi uang. Adapun yang tidak termasuk dalam akun kas ini adalah seperti deposito berjangka, karena deposito berjangka ini walaupun pada kenyataannya uang tersebut berada di bank
Dibawah ini akan dikemukakan beberapa pandapat para ahli mengenai pengertian kas, antara lain:
1)      Baridwan (2001)
Kas adalah alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan utang, dan dapat di terima sebagai setoran ke bank dengan jumlah sebesar nominalnya, juga simpanan dalam bank atau tempat-tempat lain yang dapat di ambil sewaktu-waktu.
2)      Agoes (2004)
Menerangkan bahwa menurut standar akuntansi keuangan yang dimaksud dengan kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.
3)      Martono dan Harjito (2001)
Menerangkan bahwa kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (paling likuid) dan paling mudah berpindah tangan dalam suatu transaksi.
4)      Sawair (2001)
Mengemukakan bahwa kas adalah seluruh uang tunai yang ada di tangan (cash on hand) dan dana ynag di simpan di bank dalam berbagai bentuk, seperti deposito dan rekening Koran. 


5)      Sartono (2001)
Mengemukakan bahwa kas adalah seluruh uang tunai yang ada di tangan (cash on hard) dan dana yang di simpan di bank dalam berbagai bentuk seperti deposito, rekening Koran.

2.                 Kategori Dalam Kas

Ø  Yang Termasuk dalam Kas :
Yang termasuk dalam kas menurut pengertian akuntansi adalah alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan utang dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar nominalnya.
Termasuk dalam pengertian kas adalah simpanan dalam bank dalam bentuk tabungan, deposito maupun giro atau tempat-tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu. Kas terdiri dari :
a.      Uang Kertas
Alat bayar yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli sehari-hari. Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).

b.      Uang Logam
Alat bayar yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli sehari-hari. Uang logam biasanya terbuat dari emas atau perak karena emas dan perak memenuhi syarat-syarat uang yang efesien. Karena harga emas dan perak yang cenderung tinggi dan stabil, emas dan perak mudah dikenali dan diterima orang. Di samping itu, emas dan perak tidak mudah musnah. Emas dan perak juga mudah dibagi-bagi menjadi unit yang lebih kecil. Di zaman sekarang, uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal itu merupakan pernyataan bahwa sejumlah emas dengan berat tertentu terkandung di dalamnya.

c.       Cek yang belum disetorkan
Cek yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai penerimaan tetapi belum dicatat oleh bank, atau cek yang sudah dicatat sebagai penerimaan oleh bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan. Namun dapat juga diartikan sebagai cek yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai pengeluaran tetapi bank belum mencatatnya, ataupun cek yang sudah dicatat oleh bank sebagai pengeluaran tetapi belum dicatat oleh perusahaan.

d.      Simpanan dalam bentuk giro atau bilyet
Pengertian giro menurut Undang-undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah simpanan/dana pihak ketiga, dimana penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan media yaitu cek (cheque), bilyet giro dan sarana perintah pembayaran lainnya.

e.       Traveller's Checks
Adalah cheque yang diterbitkan oleh bank atau lembaga keuangan non bank yang berwenang dalam bentuk pecahan tertentu untuk dipergunakan dalam perjalanan didalam maupun diluar negeri 

f.       Cashier's Checks
Adalah sebuah cek yang ditulis oleh lembaga keuangan pada dana sendiri. Hal ini kemudian ditandatangani oleh wakil dari lembaga keuangan dan dibayarkan kepada pihak ketiga. Seorang pelanggan yang membeli cek kasir membayar unutk nilai wajah penuh cek dan biasanya juga membayar premi kecil untuk layanan ini. Pemerikasaan ini dijamin oleh dana dari penerbit biasanya bank dan menyertakan nama penerima pembayaran yang (entitas yang memeriksa dibayar), dan nama remitter (yang entitas yang dibayar untuk memeriksa).

g.      Bank Draft
Adalah surat berharga yang berisi perintah tak bersyarat dari bank penerbit draft tersebut kepada pihak lainnya (tertarik) untuk membayar sejumlah uang kepada seseorang tertentu atau orang yang ditunjuknya pada waktu yang telah ditentukan.
Tersedia dalam 9 Jenis mata uang asing :
·         Australian Dollar (AUD)
·         Canadian Dollar (CAD)
·         Swiss Franch (CHF)
·         Euro (EUR)
·         Hong Kong Dollar (HKD)
·         Japanese Yen (JPY)
·         New Zealand Dollar (NZD)
·         Singapore Dollar (SGD)
·         US Dollar (USD)

Keuntungan Bank Draft :
·         Lebih aman dari uang tunai karena jika Bank Draft tersebut hilang / dicuri, pemilik dapat melakukan stop payment. Uang akan dikembalikan atau dapat juga menerbitkan Bank Draft yang baru.
·         Kurs dan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan TT.


·         Lebih aman karena hanya nama orang yang tertera dalam Bank Draft tersebut yang dapat mencairkannya dengan menunjukkan ID yang berlaku pada saat pencairan.

h.      Money Order
Adalah Surat yang memuat perintah dari satu kantor lain, agen suatu bank, kantor pos, atau lembaga keuangan untuk membayar sejumlah uang kepada penerima pembayaran, yang ditunjuk didalam SPP (Surat Perintah Pembayaran).

i.        Rekening tabungan
Rekening Tabungan adalah rekening yang dibuka dengan dana likuid yang ditempatkan pada suatu lembaga keuangan ritel –biasanya bank atau perusahaan simpan-pinjam tanpa ketentuan tanggal jatuh tempo.

j.        Kas Kecil
Kas kecil adalah uang yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil, dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek.Dana kas kecil dipisahkan dari kas besar dan diserahkan  kepada seorang kasir kas kecil, yang akan mempertanggungjawabkan  setiap pengeluaran. Adapun pemengang kas kecil bisa diserahkan kepada staf yang ada di unit-unit kerja.Kas kecil ini biasa disimpan di dalam cash register, dan besarnya jumlah kas kecil berdasarkan kebutuhan atau pengeluaran yang sifatnya relatif tetap dari masing-masing unit kerja dalam jangka waktu tertentu.

k.      Uang Kembalian
l.        Kas yang ada di cabang tetap

Ø  Yang Tidak Termasuk Dalam Kas :
a.      Cek mundur (post dated checks)
Cek mundur tetap dicatat sebagai piutang sampai tanggal di mana cek tadi dapat diuangkan.

b.      Bon utang
Bon utang diperlakukan sebagai piutang.
c.       Uang muka perjalanan
Uang muka perjalanan diperlakukan sebagai piutang jika uang muka tersebut akan ditagih dari karyawan atau dikurangkan dari gajinya.
d.      Perangko pos
Perangko pos diperlakukan sebagai persediaan perlengkapan (supplies) kantor atau toko atau sebagai beban dibayar dimuka.

e.       Dana kas
      Untuk tujuan khusus misalnya dana yang disisihkan untuk pembayaran utang obligasi.

3.                 Sifat-sifat Kas

a.       Kas terlalu terlibat dalam hampir semua transaksi perusahaan.
b.      Kas merupakan harta yang siap dan mudah untuk digunakan dalam transaksi sertaditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan dan beragam tanpa tanda pemilik.
c.       Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus di jaga sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak dan tidak kurang.
d.      Aktiva lancar yang paling Liquit
e.       Tidak bisa dibuktikan kepemilikannya (mudah berpindah tangan)
f.       Aktiva yang tidak produktif
g.      Dapat segera diuangkan (Simpanan di Bank)

4.                 Manajemen Kas

Didefinisikan sebagai pengoptimasian penggunaan kas sebagai aktiva. Hal ini berarti tidak boleh terjadi kegagalan pemakaian kas, dan pengawasan terhadap posisi kas.
Tujuan manajemen kas meliputi 2 hal, yaitu:
·                     Likuiditas        : manajemen harus secara sadar menjaga likuiditas dan jumlah
  kas yang harus ada dalam perusahaan.

·                     Earning          : tiap pengeluaran perusahaan harus diarahkan untuk
  mendapatkan kemungkinan hasil yang lebih besar
  dibandingkan dengan kas yang dikeluarkan. Selain itu
  manajemen harus menjamin pembayaran dilakukan secara
  ekonomis.                                            

5.                 Jenis-jenis Kas

Kas dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam:
a)      Cash on Hand
Cash on Hand ialah kas keseluruhan yang berada di suatu perusahaan. Cash on Hand ini terbagi menjadi 2 macam, yaitu:
Ø  Cash ( Kas Besar )
Ø  Petty Cash ( Kas Kecil )
Adalah dana yang dibentuk untuk membiayai pengeluaran rutin perusahaan dan jumlahnya relatif kecil
1.     Karakteristik Petty Cash
Petty Cash memiliki beberapa karakteristik yaitu :
o   Jumlahnya dibatasi tidak lebih atau tidak kurang dari suatu jumlah tertentu yang telah ditentukan oleh manajemen perusahaan. Tentunya masing-masing perusahaan menetapkan jumlah yang berbeda sesuai dengan sekala operasional perusahaan
o   Dipergunakan untuk mendanai transaksi kecil yang sifatnya rutin setiap hari

2.     Tujuan dibentuknya Kas Kecil
Untuk menangani masalah perlengkapan/perbekalan kantor yang dilakukan oleh suatu bagian di kantor biasanya berdasarkan langkah-langkah berikut:
a.      Untuk menghindari cara-cara pembayaran pengeluaran yang relatif kecil dan mendadak, yang tidak ekonomis dan tidak praktis.
b.      Meringankan beban para staf dalam memberikan pelayanan secara optimal kepada pelanggan termasuk relasi bisnis pimpinan. Contoh :
Pimpinan kedatangan tamu mendadak dan untuk menjamu tamunya rasanya tidak ekonomis dan tidak praktis kalau stafnya melakukan pembayaran pengeluaran dengan cek.
c.       Untuk mempercepat kegiatan atasan yang mempergunakan dana secara mendadak dan tidak terencana.

3.     Pembayaran Kas Kecil
Pembayaran melalui kas kecil dilakukan untuk hal-hal sbb:
a.       Pengeluaran kas kecil, biasanya sudah ditentukan batas maksimum setiap terjadi pengeluaran-pengeluaran
b.      Pengeluaran kas kecil tidak dibolehkan untuk pemberian pinjaman pada staf
c.       Bukti pengeluaran kas kecil harus ditandatangani oleh pemengang kas kecil
d.      Bila ada bukti-bukti pembayaran, seperti kwitansi, faktur atau bukti-bukti pendukung lainnya harus dilampirkan pada bukti pengeluaran kas.

4.     Pengisian Kas Kecil
Jadi bila jumlah uang yang terdapat dalam kas kecil sudah menipis, maka dana harus diisi dengan cara :
a.       Pemegang kas kecil mengajukan permintaan pada bendahara kas
b.      Pemegang kas kecil menyiapkan daftar pengeluaran yang dilampiri bukti-bukti pengeluaran kas kecil.
c.       Apabila sudah sesuai dengan ketentuan, maka bendahara kas akan memberi tanda persetujuan pada formulir permintaan dan memberikan dana sebesar jumlah kas kecil yang telah dikeluarkan.

5.     Metode Pencatatan Kas Kecil

Text Box: Sistem dana tetap
(imprest fund system)
 

 

Text Box: Metode
pencatatan
 

 
 




v  Imprest Fund System (Sistem Dana Tetap)
Adalah metode pembukuan kas kecil dimana jumlah rekening kas kecil selalu tetap. Setiap terjadi pengeluaran, pemegang kas kecil tidak langsung melalukan pencatatan, tapi hanya mengumpulkan bukti-bukti pengeluarannya.


Dengan metode ini, kas kecil yang dicadangkan oleh perusahaan bersifat tetap, kecuali perusahaan menghendaki perubahan jumlah kas kecil, misalnya perusahaan merasakan kas yang sudah dicadangkan ternyata kurang memenuhi sehingga perlu ditambah lagi cadanganya. Dan dengan begitu maka harus dilakukan penyesuaian atas penmbahan atau pengurangan tersebut.  
Pada waktu yang telah ditetapkan, bila dana kas kecil sudah hampir habis baru dilakukan pembukuan berdasarkan bukti-bukti pengeluaran, kemudian pemegang kas kecil mengajukan pembentukan dana kas kecil kepada bendahara kas yang besarnya sesuai dengan pembukuan dan bukti-bukti pengeluaran, sehingga dana kas kecil tetap dalam jumlah semula.
Langkah-langkah operasional metode imprest sbb:
1.            Pembentukan dana kas kecil dimana pemegang kas kecil diserahi sejumlah uang tunai untuk pembayaran pengeluaran-pengeluaran yang diprediksikan dapat memenuhi kebutuhan dalam jangka waktu tertentu.
2.            Dana kas kecil digunakan untuk pembayaran pengeluaran-pengeluaran . 
3.            Setelah dana kas kecil habis, kasir kas kecil melakukan pembentukan dana kas kecil kembali yaitu dengan mengisi sebesar jumlah pengeluaran.
Keuntungan metode imprest :
1.             Menghemat waktu bagi kasir kas kecil, karena tidak diganggu setiap kali terjadi pembelian atau pengeluaran kas kecil.
2.             Menghemat waktu dalam pembukuan pengeluaran rekening nominal.

v  Fluctuation Fund System (Sistem dana Berubah)
Nah, system ini menghendaki bahwa jumlah kas kecil tidak ditetapkan tetapi sesuai dengan kebutuhan. Misal, pada waktu membuat kebijakan pertama kali perusahaan menetapkan jumlah kas kecil sebesar Rp. 1.000.000, kemudian digunakan sesuai dengan kebutuhan dan kemudian diisi kembali. Nah, pada saat pengisian,  kalau menggunakan system dana tetap, maka jumlah amount harus sama dengan saldo awal sedangkan pada system fluktuasi, jumlah pengisianya tidak harus sama dengan jumlah sebelumnyayaitu bisa kurang ataupun lebih.


v  Perbedaan Sistem Imprest dengan Sistem Fluktuasi
Point
Imprest Method
Fluctuation Method
Pembelanjaan Kas Kecil
Tidak ada jurnal, Hanya membuat bukti pembayaran sebagai bukti pengeluaran kas.
Harus di Jurnal sesuia dengan expense nya
Pengisian Kembali
Sesui dengan rekening ledger, sehingga pengisianya harus sesuai dengan kebijakan perusahaan dan sesuai dengan jumlah kas kecil saat pertama kali dibentuk
Pengisian susuai dengan yang dibutuhkan

v  Cara Penjurnalan

Keterangan
Imprest System
Fluctuation System
Debit
Credit
Debit
Credit
Pembentukan Kas Kecil
Petty Cash
Cash
Petty Cash
Cash
Pemakaian Kas Kecil
No Entry
No Entry
Expense
Petty Cash
Pengurangan Kas Kecil
Cash
Petty Cash
Cash
Petty Cash
Penambahan KAs kecil
Petty Cash
Cash
Petty Cash
Cash
Pengisian Kembali
Expense
Cash
Petty Cash
Cash

Contoh soal :
UD. Laras menyelenggarakan pencatatan kas kecil untuk pengeluaran-pengeluaran sebagai kecil berikut :
Transaksi selama bulan Desember  2012
Des, 1 pengisian dana kas kecil Rp 800.000
Des, 4 dibeli materai Rp 35.000
Des, 8 dibayar biaya telepon Rp 60.000 dan air Rp 30.000
Des, 16 pengisian kembali dana kas kecil
Des, 19 dibayar biaya telegram Rp 25.000 dan biaya iklan Rp 36.000
Des, 22 dibayar biaya telepon  Rp 25.000
Des, 30  pengisian kembali dana kas kecil



Jawab :
1.      Metode dana tetap/imprest
Tanggal
Keterangan
D
K
1-Dec
kas kecil
 Rp      800,000


     kas

 Rp      800,000
4-Dec
tidak dijurnal


8-Dec
tidak dijurnal


16-Dec
biaya materai
 Rp        35,000


biaya rek.telpon
 Rp        60,000


biaya rek.air
 Rp        30,000


     kas

 Rp      125,000
19-Dec
tidak dijurnal


22-Dec
tidak dijurnal


30-Dec
biaya telegram
 Rp        25,000


biaya iklan
 Rp        60,000


biaya rek.telpon
 Rp        20,000


     kas

 Rp      105,000
Jumlah
 Rp   1,030,000
 Rp   1,030,000












2.      Metode dana tidak tetap/fluktuasi

Tanggal
Keterangan
D
K
1-Dec
kas kecil
 Rp           800,000


     kas

 Rp           800,000
4-Dec
biaya materai
 Rp             35,000


     kas kecil

 Rp             35,000
8-Dec
biaya rek telepon
 Rp             60,000


biaya rek air
 Rp             30,000


     kas kecil

 Rp             90,000
16-Dec
kas kecil
 Rp           125,000


     kas

 Rp           125,000
19-Dec
biaya telegam
 Rp             25,000


biaya iklan
 Rp             60,000


     kas kecil

 Rp             85,000
22-Dec
biaya rek telepon
 Rp             20,000


     kas kecil

 Rp             20,000
30-Dec
kas kecil
 Rp           105,000


     kas

 Rp           105,000
Jumlah
 Rp        1,260,000
 Rp        1,260,000

b)     Cash at Bank

Cash at Bank adalah kas suatu perusahaan yang berada di bank.
Kedua kas ini sangat likuid rentan akan kecurangan, maka diperlukanlah mekanisme pengendalian internal, yaitu yang diantaranya:
2.            Pengelolaan kas dilakukan melalui pemisahan fungsi, yaitu fungsi otoritasi (fungsi yang menyetujui masuk dan keluarnya uang), fungsi operasi (pihak atau bagian yang melakukan penggunaan uang, funsi pencatatan, dan fungsi penyimpanan.
3.            Selalu dilakukan investarisasi (stock opname),kemudian dihitung dan dicocokan dengan catatan cek.
4.            Dilakukan internal auditing (pemeriksaan intern)
5.            Uang seyogyanya keluar dan masuk disimpan di bank, kecuali penggunaan petty cash.
6.            Dokumen atau kwitansi seyogyanya bernomor yang tercetak, sehingga pembatalan kwitansi dapat diketahui.
7.            Kesediaan kas disesuaikan dengan kebutuhan, jangan sampai ada uang yang menganggur.

6.                 Manfaat Anggaran Kas

Menurut Riyanto (1982:89), manfaat anggaran kas adalah sebagai berikut:
a.       kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasi perusahaan 
b.      kemungkinan adanya surplus atau defisit karena rencana operasi perusahaan
c.       besarnya dana beserta saat-saat kapan dana itu dibutuhkan untuk menutup defisit kas.
d.      kapan saat kredit itu dibayar kembali. 

Dari pernyataan tersebut diatas dapat kita simpulkan bahwa kegunaan dari anggaran kas adalah untuk menyeimbangkan arus kas masuk dan arus kas keluar dalam suatu periode tertentu dalam menjalankan operasi kegiatan suatu perusahaan.Didalam pengelolaan kas setiap manajer selalu berusaha agar dalam perusahaan terjadi aliran kas yang teratur. Untuk itu harus diusahakan agar aliran kas masuk dan aliran kas keluar dalam keadaan seimbang, yaitu tidak terjadi saldo kas yang berlebih ataupun yang kurang.

7.                 Analisis Sumber dan Penggunaan Kas

a.      Sifat Laporan Sumber Dan Penggunan Kas
Sifat laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan transaksi keuangan selama satu periode dengan menunjukan sumber dan penggunaan modal kerja dalam periode tersebut, modal kerja meliputi seluruhaktiva lancar atau aktiva lancar dikurangi utang lancar. Dengan demikian, yang di laporkan adalah perubahan aktiva lancar dan utang lancar serta sebab-sebab perubahan tersebut atau sumber dan penggunaannya. Tekanan yang di berikan dalam laporan ini adalah perubahan modal kerja atau aktiva lancar dan utang lancar secara keseluruhan dan tidak akan menunjukan jumlah uang yang telah diterima atau dikeluarkan selama periode tersebut.
Laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat di gunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas di masa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau dapat di gunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas atau cash flow di masa yang akan datang. Sedangkan bagi para kreditor atau bank dengan laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan pinjamannya.
b.      Sumber Kas
Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal yang paling tinggi likuiditasnya, berarti semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Akan tetapi, suatu perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang besar berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerninkan adanya overinvestment dalam kas dan berarti pula perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas. Jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh tingkat perputaran kas yang tinggi dan keuntungannya yang di peroleh akan lebih besar, tetapi suatu perusahaan yang hanya mengejar keuntungan (rentabilitas) tanpa memperhatikan likuiditas akhirnya perusahaan itu akan berada dalam keadaan likuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan.
Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari:
·            Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud (intangible assets), atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
·            Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.

·            Pengeluaran surat tanda bukti utang, baik jangka pendek (wesel) maupun utang jangka panjang (utang obligasi, utang hipotik, atau utang jangka panjang lain) serta bertambahnya utang yang diimbangi dengan penerimaan kas.
·            Adanya penurunan atau berkurannya aktiva lancar selain kas yang diimbangi denagn penerimaan kas pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (efek) karena ada penjualan dan sebagainya.
·            Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau dividen dari investasinya, sumbangan ataupun hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.
·            Keuntunga dari operasi perusahaan, Apabila perusahaan memperoleh keuntungan neto dari operasinya berarti ada tambahan dana dari perusahaan yang bersangkutan

c.       Penggunaan Kas
Adapun penggunaan atau pengeluaran kas dapat di sebabkan oleh adanya transaksi-transaksi sebagai berikut.
·            Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta pembelian aktiva tetap lainnya.
·            Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengembalian kas perusahaan oleh pemilik perusahaan.
·            Pelunasan pembayaran angsuran utang jangka pendek maupun utang jangka panjang.
·            Pembelian barang secara tunai, adanya pembayaran biaya opersi yang meliputi upah dan gaji, pembeliansupplies kantor, pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertensi, dan adanya persekot-persekot biaya maupun persekot pembelian.
·            Pengeluaran kas untuk pembayaran dividen (bentuk pembagian laba lainnya secara tunai), pembayaran pajak, denda-denda, dan sebagainya.
·            Adanya kerugian dalam operasi perusahaan. Terjadinya kerugian dalam operasi perusahaan dalam mengakibatkan berkurangnya kas atau menimbulkan utang yaitu bila diperlukan dana untuk menutup kerugian tersebut. Timbulnya utang sebenarnya merupakan sumber dana tetapi dana ini digunakan untuk menutup kerugian tersebut.


8.                 Laporan Sumber Dan Penggunaan Kas

Penyusunan laporan perubahan kas atau laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan meringkas jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas. Cara ini memakan waktu yang lama karena harus menggolongkan setiap transaksi kas menurut sumber masing-masing serta tujuannya, dan cara ini hanya dapat dilakukan oleh internal analisis yang memungkinkan memperoleh datanya dengan lengkap dan masih murni. Bagi eksternal analisis, menyusun laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan menganalisis perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan yang diperbandingkan antara dua waktu atau akhir periode serta informasi-informasi lain yang mendukung terjadinya perubahan tersebut. Dalam menganalisis perubahan yang terjadi harus diperhatikan kemungkinan adanya perubahan atau transaksi yang tidak mempengaruhi kas (noncash transaction).
Transaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi uang kas antara lain sebagai berikut:
·         Adanya pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi dan deplesi terhadap aktiva tetap, intangible asset, dan wasting assets. Biaya depresiasi ini merupakan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran kas.
·         Pengakuan adanya kerugian piutang baik dengan membentuk cadangan kerugian piutang maupun tidak, dan penghapusan piutang karena piutang yang bersangkutan sudah tidak dapat di tagih lagi.
·         Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki dan penghentian dari penggunaan aktiva tetap karena aktiva yang bersangkutan telah habis disusut dan atau sudah tidak dapat dipakai lagi.
·         Adanya pembayaran stock devidend (dividen dalam bentuk saham), adanya penyisihan atau pembatasan penggunaan laba, dan adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.

9.                 Langkah-Langkah Penyusunan Laporan Sumber Dan Penggunaan Kas

Dalam menyusun laporan sumber-sumber dan penggunaan kas, dimana dana dalam artian kas memiliki langkah-langkah sebagai berikut :
a.       Mendaftar pos-pos neraca yang diperbandingkan antara dua titik waktu tertentu dalam kolom pertama dan kedua.
b.      Mendaftar pos-pos laporan laba rugi dari tahun yang diperbandingkan (current year).
c.       Tentukan kenaikan dan penurunan yang terjadi pada pos-pos neraca, tunjukkan dalam kolom ”Perubahan” debit dan kredit. Kolom perubahan debit untuk mencatat adanya kenaikan aktiva, penurunan utang dan modal serta bertambahnya biaya serta berkurangnya penhasilan. Sedangkan kolom kredit untuk mencatat penurunan aktiva, kenaikan utang dan modal, bertambahnya penghasilan dan berkurangnya biaya.
d.      Menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi pada pos-pos neraca dan pos-pos laba rugi untuk menentukan adanya perubahan yang tidak mempengaruhi kas.
e.       Membuat jurnal penyesuaian dalam lembar kerja tersebut untuk menghilangkan akibat atau pengaruhtransaksi nonkas yang sudah dicatat dalam periode tersebut.
f.       Memindahkan saldo atau perubahan setelah disesuaikan kecuali perubahan kas) Ke dalam kolom “Kenaikan dan Penurunan Kas” atau “Sumber dan Penggunaan Kas”. Penurunan aktiva (selain kas), kenaikan utang, modal dan penghasilan merupakan sumber kas, sedangkan kenaikan aktiva (selain kas), penurunan utang, modal dan kenaikan biaya merupakan penggunaan kas. Perubahan kas tidak perlu dipindahkan ke kolom sumber dan penggunaan kas karena perubahan kas inilah yang dianalisis, selisih jumlah kolom sumber kas dengan penggunaan kas harus sama dengan perubahan yang terjadi dalam pos “Kas”.
g.      Untuk penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas datanya diambil dari dua kolom terakhir dari lembar kerja.

10.            Rekonsiliasi Saldo Kas

Untuk pengendalian, kas dapat disimpan di bank dalam bentuk simpanan giro. Jika hal ini terjadi maka masing-masing fihak yaitu perusahaan (nasabah) dan bank akan melakukan pencatatan atas saldo dan perubahan dari saldo kas tersebut. Perusahaan melakukan pencatatan atas uang yang disimpan di bank di perkiraan (akun) cash atau cash in bank. Selanjutnya berdasarkan catatan bank, secara berkala bank biasanya mengirimkan laporan ke nasabah yang lazim disebut rekening koran (bank statement).


Dengan demikian dapat dilakukan perbandingan antara data menurut perusahaan dengan informasi yang dilaporkan bank.Rekonsiliasi adalah tindakan membandingkan dua data untuk mencari kesesuaiannya. Jika rekening koran bank tersebut dibandingkan dengan catatan perusahaan, kemungkinan ada perbedaan yang dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
·         Setoran dalam perjalanan (deposit in transit), yaitu setoran yang dilakukan oleh perusahaan (biasanya pada akhir suatu periode yang dicakup oleh rekening koran) dan uang setoran tersebut telah diterima oleh bank tetapi belum masuk dalam rekening koran bank karena rekening koran bank dibuat mendahului setoran tersebut
·         Cek yang masih beredar (outstanding check), yaitu cek yang sudah dibuat dan diserahkan oleh perusahaan kepada penerima tetapi sampai akhir periode cek tersebut belum diuangkan di bank. Akibatnya perusahaan telah mencatat pengeluaran tetapi bank belum.
Kas dan bank meliputi uang tunai dan simpanan-simpanan di bank yang langsung dapat diuangkan pada setiap saat tanpa mengurangi nilai simpanan tersebut. Kas dapat terdiri dari kas kecil atau dana-dana kas lainnya seperti penerimaan uang tunai dan cek-cek (yang bukan mundur) untuk disetor ke bank keesokan harinya.
Untuk menyusun dan melaporkan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan:
·         Mengklasifikasikan perubahan-perubahan neraca yang terjadi pada dua titik waktu didalam perubahan yang menaikkan dan menurunkan kas.
·         Mengklasifikasikan dari laporan rugi laba dan perubahan laba di tahan ke dalam faktor-faktor yang meningkatkan dan menurunkan laba.
·         Mengkonsolidasikan ke dua informasi ini ke dalam laporan sumber dan penggunaan kas.
Dalam usaha untuk merencanakan dan mengendalikan penerimaan dan pengeluaran kas sangatlah diperlukan suatu perencanaan yang berupa anggaran kas.
Anggaran kas merupakan suatu cara yang efektif dalam merencanakan dan mengendalikan arus kas, menilai kas yang dibutuhkan dan menggunakan kelebihan kas yang ada secara efektif pula. Anggaran kas merupakan alat utama untuk membuat estimasi keuangan jangka pendek. Tujuan utama di dalam penyusunan anggaran kas adalah untuk merencanakan atau menentukan kegiatan operasional perusahaan sebagai dasar untuk menentukan optimalisasi kas dimasa yang akan datang.
Optimalisasi kas merupakan usaha perusahaan, dimana kas yang ada di dalam perusahaan harus tetap dijaga agar jangan sampai kas tersebut mengalami kelebihan atau kekurangan dalam melakukan aktivitas perusahaan. Kas harus disediakan dalam jumlah dan batas-batas yang telah ditentukan.Menurut M. Munandar (1985:311), Anggaran kas adalah:“budget yang merencanakan secara lebih terinci tentang semua jumlah kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke waktu selama periode tertentu dimasa yang akan datang, baik perubahan yang berupa penerimaan kas maupun yang berupa pengeluaran kas”.Sedangkan Hecket, Wilson dan Campbell, (1981:402) dalam bukunya Controllership, tugasnya Akuntan Manajemen, menyatakan definisi dari anggaran kas merupakan program penjualan dan biaya yang terkoordinasi serta terkorelasikan dengan perubahan-perubahan neraca, penjualan serta pengeluaran yang diperkirakan.”
Dari beberapa penjelasan tersebut diatas, dapatlah kita simpulkan bahwa anggaran kas adalah gambaran atas seluruh rencana penerimaan dan pengeluaran uang tunai yang bertalian dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi lainnya yang menyebabkan perubahan-perubahan pada posisi kas atau menunjukkan aliran kas pada periode tersebut.
Dan dari pengertian-pengertian diatas dapat pula kita ketahui bahwa anggaran kas mempunyai tiga sektor, yaitu:
1)      Sektor penerimaan kas, yang ada pada umumnya berasal dari :

a.       Penjualan tunai barang jadi yang diproduksi
b.      Penagihan piutang
c.       Penjualan aktiva tetap
d.      Penerimaan lain-lain (non operating) seperti penghasilan bunga, penghasilan sewa, penghasilan deviden dan lain sebagainya

2)      Sektor pengeluaran kas, yang pada umumnya berupa pengeluaran untuk biaya-biaya baik berupa biaya utama (operating) maupun biaya-biaya bukan utama (non operating), seperti contoh:

a.       Pembelian tunai
b.      Pembayaran hutang
c.       Pembayaran upah tenaga kerja langsung
d.      Pembayaran biaya pabrik tidak langsung
e.       Pembayaran biaya administrasi
f.       Pembayaran biaya penjualan

3)      Sektor keuangan, yang disusun apabila perusahaan mengalami defisit yang memerlukan pinjaman dan sebagaimana pelunasannya dilakukukan. Ada dua macam masa anggaran kas yang diperlukan oleh perusahaan yaitu:

a.       Anggaran kas jangka pendek yang merupakan alat operasional pengendalian kas sehari-hari. Jangka waktunya disesuaikan dengan anggaran tahunan. Anggaran kas seperti ini berfungsi sebagai alat pemberian otorisasi kas keluar secara terus menerus disesuaikan dengan arus kas masuk dan situasi keuangan pada umumnya.
b.      Anggaran kas jangka panjang. Meliputi jangka waktu lima tahun sampai dengan jangka waktu sepuluh tahun. Bilamana corporate plan, maka jangka waktu anggaran jenis ini harus disesuaikan dengan waktu yang tercakup dalam corporate plan tersebut. Kegunaan dari anggaran kas ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan di dalam menambah dana dari sumber-sumber intern dan sekaligus memperkirakan saldo akhir tahun dari tiap-tiap anggaran. Perusahaan dapat menyusun anggaran kas jangka pendek yaitu mingguan, bulanan atau kuartalan untuk tujuan pemenuhan kebutuhan kas dan juga anggaran jangka panjang untuk pengambilan keputusan kebijaksanaan keuangan.

11.            Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan penerimaan kas dan pembayaran kas ( pengeluaran kas). Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran kas yang digolongkan sesuai dengan kegiatan utama entitas : operasi,investasi, dan pembelanjaan. Laporan tersebut melaporkan arus masuk kas bersih atau keluar kas bersih dari setiap kegiatan dan untuk semua kegiatan usaha.
Tujuan utama laporan arus kas adalah memberikan informasi tentang penerimaan kas dan pembayaran kas entitas selama suatu periode. Tujuan keduanya adalah untuk melaporkan kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan suatu entitas selama periode berjalan.
Manfaat Laporan Arus Kas :
1)      Kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas di masa depan.
2)      Kemampuan entitas untuk membayar dividen dan memenuhi kewajibannya.
3)      Penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari kegiatan operasi.
4)      Transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas dan nonkas selama suatu periode.
Klasifikasi Arus Kas
Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan kas berdasarkan kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan. Karakteristik transaksi dan peristiwa lainnya dari setiap jenis kegiatan adalah :
1)      Kegiatan operasi melibatkan pengaruh kas dari transaksi yang dilibatkan dalam penentuan laba bersih, seperti penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa, serta pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan untuk memperoleh persediaan serta membayar beban.
2)      Kegiatan investasi umumnya melibatkan aktiva jangka panjang dan mencangkup (a) pemberian serta penagihan pinjaman, dan (b) perolehan serta pelepasan investasi dan aktiva produktif jangka panjang.
3)      Kegiatan pembiayaan melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemegang saham serta mencangkup (a) perolehan kas dari kreditor dan pembayaran kembali pinjaman, serta (b) perolehan modal dari pemilik dan pemberian tingkat pengembalian atas, dan pengembalian dari investasinya.

Menyusun Arus Kas Dari Informasi yang Relevan 
Ø  Kegiatan Operasional
1.      Laporan Laba Rugi
2.      Saldo awal dan saldo akhir harta lancar
3.      Saldo awal dan saldo akhir hutang lancar selain hutang dividen
4.      Data tambahan (jika ada)
Ø  Kegiatan Investasi
1.      Saldo awal dan saldo akhir investasi dan aktiva tetap
2.      Data tambahan (jika ada) 
Ø  Kegiatan Keuangan
1.      Saldo awal dan saldo akhir dari Modal dan Hutang Jangka Panjang serta Laba Ditahan
2.      Saldo awal dan saldo akhir Hutang Dividen
3.      Data tambahan (jika ada).

Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua macam aliran/arus kas yaitu :
1.      Cash inflow
Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas). Arus kas masuk (cash inflow) terdiri dari:
·         Hasil penjualan produk/jasa perusahaan.
·         Penagihan piutang dari penjualan kredit.
·         Penjualan aktiva tetap yang ada.
·         Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas.
·         Pinjaman/hutang dari pihak lain.
·         Penerimaan sewa dan pendapatan lain.

2.      Cash out flow
Cash out flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus kas keluar (cash out flow) terdiri dari:
·         Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain-lain.
·         Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan.
·         Pembelian aktiva tetap.
·         Pembayaran hutang-hutang perusahaan.
·         Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.
·         Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan pengeluaran lain-lain.
Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari perusahaan dari suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.
Menurut PSAK No.2 (2002:9) Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Ø  Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi menimburkan pendapatan dan beban dari operasi utama suatu perusahaan. Karena itu aktivitas operasi mempengaruhi laporan laba rugi, yang dilaporkan dengan dasar akrual. Sedangkan laporan arus kas melaporkan dampaknya terhadap kas. Arus masuk kas terbesar dari opersi berasal dari pengumpulan kas dari langganan. Arus masuk kas yang kurang penting adalah penerimaan bunga atas pinjaman dan dividen atas investasi saham. Arus keluar kas operasi meliputi pembayaran terhadap pemasok dan karyawan, serta pembayaran bunga dan pajak.

Ø  Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya. Pembelian atau penjualan aktiva tetap seperti tanah, gedung, atau peralatan merupakan kegiatan investasi, atau dapat pula berupa pembelian atau penjualan investasi dalam saham atau obligasi dari perusahaan lain.
Pada laporan arus kas kegiatan investasi mencakup lebih dari sekedar pembelian dan penjualan aktiva yang digolongkan sebagai investasi di neraea. Pemberian pinjaman juga merupakan suatu kegiatan investasi karena pinjaman menciptakan piutang kepada peminjam. Pelunasan pinjaman tersebut juga dilaporkan sebagai kegiatan investasi pada laporan arus kas.

Ø  Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan melanjutkan kegiatan perusahaan. Kegiatan pendanaan mencakup pengeluaran saham, peminjaman uang dengan mengeluarkan wesel bayar dan pinjaman obligasi, penjualan saham perbendaharaan, dan pembayaran terhadap pemegang saham seperti dividen dan pembelian saham perbendaharaan. Pembayaran terhadap kreditor hanyalah mencakup pembayaran pokok pinjaman.

Ada beberapa kemungkinan pola aliran kas yang terjadi dalam perusahaan, yaitu:
1.      Semua kegiatan (operasional, investasim dan keuangan) menghasilkan aliran kas yang positif yang berarti penerimaan kas dari masing-masing kegiatan tersebut lebih besar dari pengeluaran kas. Pada keadaan pertama semua kegiatan menghasilkan penerimaan kas yang lebih besar daripada pengeluaran kas. Tentu dalam jangka panjang akan terjadi saldo kas yang besar.
2.      Semua kegiatan (operasional, investasi dan keuangan) menghasilkan aliran kas yang negatif yang berarti penerimaan kas dari masing-masing kegiatan tersebut lebih kecil dari pengeluaran kas. Ini kebalikan pola 1 di atas, sehingga dalam jangka panjang cadangan kas yang ada akan habis.
3.      Kegiatan operasional positif sedangkan kegiatan investasi dan keuangan negatif. Pada pola ketiga, perusahaan menggunakan kas dari operasional untuk membayar hutang/pengembalian modal/membayar deviden dan untuk investasi. Pola ini dapat dikatakan ideal dan banyak pengamat mengatakan ini adalah keadaan penen kas.
4.      Kegiatan operasional dan kegiatan investasi positif tetapi kegiatan keuangan negatif. Sedangkan pada pola hasil penjualan investasi dan opersional digunakan untuk membayar hutang mengembalikan modal.
5.      Kegiatan operasional negatif sedangkan kegiatan investasi dan keuangan positif. Ini berarti perusahaan menggunakan sebagian investasi dan penarikan pinjaman modal untuk membiayai operasional. Kegiatan ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.
6.      Kegiatan investasi negatif sementara kegiatan operasional dan keuangan positif. Perusahaan menggunakan cash dari operasional dan pinjaman/penarikan modal untuk melakukan investasi.
7.      Kegiatan opersional dan investasi negatif sedangkan kegiatan keuangan positif. Perusahaan melakukan kegiatan operasional dan investasi yang sebagian dibiayai dengan dana pinjaman atau penarikan modal. Sebagian dana juga digunakan untuk operasional. Kondisi ini mungkin terjadi pada perusahaan yang sedang tumbuh.
8.      Kegiatan investasi positif tetapi kegiatan operasional dan keuangan negatif. Perusahaan mungkin menjual investasi/aktiva tetap untuk memenuhi kebutuhan operasional dan pembayaran hutang/pembayaran ke pemilik.


Contoh soal :
PT. ABC
NERACA KOMPARATIF
31 DES 2012 & 2011
2012
2011
Perubahan (naik/Turun)
Aktiva
-          Kas
-          Piutang usaha
-          Persediaan
-          Beban dbyr Dmuka
-          Tanah
-          Gedung
-          Akm Peny Gedung
-          Peralatan
-          Akm Peny. Peralatan
Total

Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham
Hutang Usaha
Hutang Obligasi
Saham Biasa
R/E
Total

20.000.000
17.000.000
10.000.000
5.000.000
50.000.000
65.000.000
(15.000.000)
35.000.000
(15.000.000)
172.000.000


82.000.000
44.000.000
26.000.000
20.000.000
172.000.000



10.000.000
15.000.000
8.000.000
6.000.000
60.000.000
65.000.000
(10.000.000)
25.000.000
(10.000.000)
169.000.000


85.000.000
42.000.000
20.000.000
22.000.000
169.000.000

10 jt/naik
2 jt/naik
2 juta/naik
1 juta/turun
10juta/turun
0
5juta/naik*a
10juta/naik
5juta/naik*a



3juta/turun
2juta/naik
6 juta/naik
2 juta/turun*b



PT. ABC
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2012
(Dalam Rupiah)
Pendapatan
HPP
Beban Operasi
Beban Bunga
Laba dari operasi
Beban pajak penghasilan
Laba Bersih

10.000.000
8.000.000
6.000.000
45.000.000


24.000.000
21.000.000
3.000.000
18.000.000*b


METODE LANGSUNG
PT. ABC (METODE LANGSUNG)
Laporan Arus Kas
Per 31 Des 2012
Kenaikan (penurunan) Kas
  1. Arus Kas Dari Kegiatan Operasi
-          Penerimaan Kas dr pelanggan
-          Pembayaran kas pd pemasok&karywn
-          Pembayaran bunga
-          Pembayaran pajak penghasilan
Kas Bersih yg ditrima dr keg. Oprasi
  1. Arus Kas dr Kegiatan Investasi
-          Penjualan tanah
-          Pembelian perlatan
Kas bersih yang digunakan o/ keg. Investasi

  1. Arus kas Pembiayaan
-          Penebusan obligasi
-          Penjualan saham biasa
-          Pembayaran deviden tunai
Kas bersih yg ditrima dr keg. Pembiayaan
Kenaikan bersih Kas
Saldo kas, 1 Jan 2012
Saldo kas, 31 des 2012


43.000.000*c
(12.000.000)*d

(6.000.000)
(3.000.000)


10.000.000
(10.000.000)





2.000.000
6.000.000
(20.000.000)*e










22.000.000



0







(12.000.000)
10.000.000
10.000.000
0

Note :
RUMUS
a.       Untuk menghitung Penerimaan dari pelanggan = Pendapatan penjualan – Kenaikan Piutang Usaha ATAU Pendapatan Penjualan + Penurunan Piutang Usaha
Yaitu 45.000.000 – 2.000.000 = 43.000.000
b.      Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan = HPP + B. Operasi + (jumlah penyusutan – kenaikan persediaan + penurunan beban dbyr dmk – penurunan hutang usaha)
Jadi = 10.000.000+8.000.000 -(10.000.000-2.000.000+1.000.000-3.000.000) = 12.000.000*d
c.       Pembayaran deviden tunai = Kenaikan R/E – Laba Bersih  ATAU Penurunan R/E + Laba Bersih 
jadi 18.000.000 – (-2.000.000) = 20.000.000
Keuanggulan metode tidak langsung dengan metode langsung adalah metode tidak langsung berfokus pada perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari kegiatan operasi. Artinya metode tidak langsung memberikan hubungan yang bermanfaat antara laporan arus kas dan laporan laba rugi serta neraca.


PT. ABC (METODE TDK LANGSUNG)
Laporan Arus Kas
Per 31 Des 2012
Kenaikan (penurunan) Kas
  1. Arus Kas Dari Kegiatan Operasi
Laba Bersih
Peny. Untuk merekonsiliasi laba bersih thd kas bersih yg diterima dr keg. Operasi :
-          Beban Penyusutan
-          Kenaikan piutang usaha
-          Kenaikan persediaan
-          Penurunan beban dbyr dmk
-          Penurunan hutang usaha
Kas Bersih yg ditrima dr keg. Oprasi
  1. Arus Kas dr Kegiatan Investasi
-          Penjualan tanah
-          Pembelian perlatan
Kas bersih yang digunakan o/ keg. Investasi
  1. Arus kas Pembiayaan
-          Penebusan obligasi
-          Penjualan saham biasa
-          Pembayaran deviden tunai
Kas bersih yg ditrima dr keg. Pembiayaan
Kenaikan (Penurunan) bersih Kas
Saldo kas, 1 Jan 2012
Saldo kas, 31 des 2012




10.000.000 *a
(2.000.000)
(2.000.000)
1.000.000
(3.000.000)



10.000.000
(10.000.000)




2.000.000
6.000.000
(20.000.000)*b

18.000.000






4.000.000
22.000.000


0
0







(12.000.000)
10.000.000
10.000.000
0


Note :
RUMUS :
a.       Pembayaran deviden tunai = Kenaikan R/E – Laba Bersih  ATAU Penurunan R/E +Laba Bersih 
jadi 18.000.000 – (-2.000.000) = 20.000.000
b.    Beban Penyusutan 10.000.000 *a berasal dari kenaikan akumulasi gedung dan peralatan
Yi 5.000.000 + 5.000.000 = 10.000.000

12.            Perencanaan Kas

Aspek utama perencanaan kas adalah penyusunan anggaran kas. Manajer harus menyiapkan daftar kegiatan untuk menimbulkan kas (pembelanjaan) dan kegiatan menggunakan kas (pengoperasian dan penginvestasian). Dengan kata lain manajer harus membuat proyeksi Cash in flow, Cash out flow dan balance (saldo). Agar tujuan tercapai, ada 2 hal yang harus dilakukan:
1.      Menentukan sumber penerimaan kas, misal; kas dari operasi rutin, kas dari pelunasan utang jangka panjang, investasi dari pemilik, penjualan aktiva tetap, mengeluarkan obligasi dll.

2.      Menentukan rencana penggunaan kas, misal; pembayaran dividen, pembayaran utang jangka panjang, pembelian aktiva tetap, membayar gaji karyawan, dll
Berdasarkan 2 hal tadi maka manajemen dapat mengetahui seberapa besar kas yang dibutuhkan atau seberapa besar kas yang menganggur, selanjutnya dapat ditentukan langkah selanjutnya terhadap kas yang berlebihan/menganggur.


13.            Pengawasan Kas / Pengendalian Kas

1.      Penerimaan Kas

Karena uang yang diterima oleh perusahaan adalah berbagai sumber seperti penjualan tunai, pelunasan piutang dan pinjaman, maka prosedur pengawasan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a.       Diadakan pembagian tugas antara fungsi penerimaan, pencatatan dan penyimpaanan kas.
b.      Setiap penerimaan kas dibuatkan bukti penerimaan kas dan segera dicatat, kemudian disetorkan ke bank
c.       Dibedakan antara fungsi pengelolaan kas dan pencatat kas
d.      Dibuat laporan kas setiap hari.
e.       Secara intern tanpa pemberitahuan terlebih dahulu diadakan pemeriksaan kas.

2.      Pengeluaran kas
Pengeluaran uang dalam suatu perusahaan adalah untuk membayar berbagai macam transaksi, maka prosedur pengawasannya dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a.       Semua Pengeluaran uang yang relatif cukup besar menggunakan cek
b.      Dibuat laporan kas setiap hari
c.       Dipisahkan antara yang menulis cek, menandatangani cek dan yang mencatat pengeluaran perusahaan.
d.      Diselenggarakan kas kecil untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan yang sifatnya rutin.
e.       Diadakan pemeriksaan dalam jangka waktu yang tidak ditentukan.

3.      Pemeriksaan Kas
Pemeriksaan kas dapat dilakukan secara mendadak tanpa memberitahukan terlebih dahulu dengan cara sebagai berikut :
a.       Mencocokkan saldo kas perusahaan dengan keadaan fisik uang yang ada pada kas perusahaan dan benda-benda yang ada dalam kas perusahaan.
b.      Mengadakan pengujian terhadap catatan-catatan dengan kegiatan-kegiatan perusahaan seperti perusahaan menyimpan uang di bank atau pengeluaran dengan menggunakan cek.

4.      Perhitungan Kas
Perhitungan kas dapat dilakukan oleh petugas yang tidak bersangkutan dengan pengelola kas dan saksi-saksi yang telah ditunjuk. Hasil perhitungan harus dilaporkan secara terperinci mengenai jenis, banyaknya nilai per satuan, dan jumlahnya harus sama dengan catatan pada laporan kas, kemudian dibuat berita acara.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Kas adalah harta yang dapat digunakan untuk membayar kegiatan operasional perusahaan atau dapat digunakan untuk membayar kewajiban saat ini. Akun kas adalah suatu akun yang berfungsi untuk mencatat perubahan uang baik itu dalam penerimaan uang maupun pengeluaran kas. Yang termasuk dalam akun ini adalah akun yang berkaitan dengan tunai atau uang dan setara dengan itu.
Suatu penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari hasil penjualan investasi jangka panjang, penjualan, penambahan modal, keuntungan dari operasional perusahaan, dll. Penggunaan  kas dapat disebabkan oleh adanya transaksi-transaksi seperti pembeliaan saham atau obligasi, penarikan kembali saham yang beredar, pelunasan hutang angsuran hutang, pembelian barang secara tunai, pengeluaran  kas untuk pembayaran deviden serta adanya kerugian dalam operasi perusahaan.
Dalam penerimaan kas, pengeluaran kas, pemeriksaan kas maupun perhitungan kas harus dilakukan pengawasan serta pengendalian agar tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan yang dapat menimbulkan kerugian perusahaan.

 

DAFTAR PUSTAKA


Al. Haryono Yusup, 2001. Dasar-dasar Akuntansi. Penerbit VPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Horngren, Horrison, Robinson Secokusurno, 2001. Akuntansi Indonesia. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
James A. Chasin dan Joel. J.Lerner, 1999. Accounting I. Penerbit Library of Congress Cataloging in Publication Data.
Karrenbrock dan Simons, Intermediate Accounting. Penerbit Balai Lektur Mahasiswa.
Munandar. Manajemen, 1979. Pokok-pokok Intermidiate Accounting. Surakarta, Charisma.
R. Soemita A.K, Drs. Akuntan. Dasar-dasar Akuntansi. Jilid 2, Penerbit Tarsito, Bandung.
Slamet Sugiri & Bogat Agus Riyono, 2001. Akuntansi Pengantar 1. Penerbit VPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Soemarsono, 1999. Akuntansi Suatu Pengantar. Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Sunarto, SE, MM, 2002. Akuntansi. Penerbit PT. Penapersada, Jakarta.
Suwardjono, SE, Mscr, 2001. Akuntansi dan Pengantar. (Konsep Penyelesaian Laporan, Pendekatan Sistem dan Terpadu) Bagian 1. Penerbit BPFE, Yogyakarta.
WIT & Dr. Erhans Anggawirya, 2000. Akuntansi I. Penerbit PT. Ercontara Rajawali Jakarta.
Akuntansi Keuangan Menengah by Dwi Martini, Sylvia Veronica NPS, Ratna Wardhani, Aria Farahmita, Edward Tanujaya (2012)
Akuntansi Keuangan Menengah II, Ratna Mappanyuki (2007)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar