Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Sebuah
perusahaan pada awalnya hanya memikirkan keuntungan yang besar dan cepat dengan
melakukan apapun untuk mencapai target yang diinginkan oleh perusahaan tanpa
memikirkan dampak dan masa yang akan datang. Tetapi lambat laun perusahaan juga
menyadari bahwa setiap kegiatan yang dilakukan harus memperhitungkan resiko
yang dihadapi. Untuk dapat mengetahui kinerja setiap perusahaan harus
menyajikan suatu laporan keuangna pada satu periode. Laporan keuangan digunakan
sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan. Dimana
hasil analisis tersebut digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk
mengambil suatau keputusan. Selain itu laporan keuangan akan dapat menilai
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, struktur modal
usaha, keefektivan pengguna aktiva, serta hal lainnya yang berhubungan dengan
keadaan financia perusahaan.
Untuk itu setiap
perusahaan diwajibkan menyusun laporan arus kas dan menjadikan laporan tersebut
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap
periode penyajian laporan keuangan.Laba bersih yang dihasilkan suatu perusahaan
belum menjamin bahwa perusahaan tersebut memiliki uang kas yang cukup. Untuk
menjalankan operasi, melakukan investasi, dan membayar hutang. Perusahaan harus
benar-benar memiliki kas bukan memilikki laba bersih. Karena itu, basi investor
sangan penting untuk menganalisis sampai sejauh mana efesiensi perusahaan dalam
mengelola kasnya. Tujuan utama laporan arus kas adalah informasi yang relevan
tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama satu periode.
Dengan dibuatnya
laporan arus kas, setiap perusahaan dapat memprediksi kemajuan oerusahaan di
setiap tahun berjalan dan oerusahaan tidak mengalami kerugian serta
kebangkrutan. Dimana hal ini dapat dilihat dari penyajian laporan arus kas yang
disusun oleh bagian keuangan untuk mengevakuasi seuruh kegiatan yang telah
dilakukan oleh perusahaan aplabila perusahaan telah melakukan hal tersebut,
diharapkan perusahaan akan tetap tertahan walaupun terkadang kondisi ekonomi
tidak stabil keadaannya.
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis ingin membahas lebih
lenjut tentang penyajian laporan arus kas sebab informasi yang diperoleh ,
diharapkan dapat menjadi alternative untuk mengambil keutusan bagi perusahaan.
2.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
keunggulan arus kas?
2.
Bagaimana
mengklasifikasi laporan arus kas?
3.
Bagaimana
ilustrasi penyusunan laporan kas?
3.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui sumber dan penggunaan kas pada setiap aktifitas dalam laporan arus
kas
2.
Untuk
mengetahui kondisi arus kas pada perusahaan
3.
Untuk
mengetahui keputusan apakah yang dioergunakan
4.
Manfaat Penulisan
1.
Mengetahui
tinjauan laporan arus kas perusahaan, konsep arus, kas dana, tujuan dari
laporan arus kas serta pengelompokkan dalam laporan arus kas suatu perusahaan
menilai kemamouan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih masa depan.
2.
Menilai
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kemampuan membayar deviden.
Kebutuhan pendanaan eksternal.
3.
Menilai
alas an perbedaan antara laba bersoh disbanding pernerimaan serta pengeluaran
kas yang berkaitan.
4.
Menilai
pengarush transaksi investasi dan pendanaan baik kas ataupun non kas terhadap
posisi keuangan suatu perusahaan selama satu periode tertentu.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Kas
Kas
adalah harta yang dapat digunakan untuk membayar kegiatan operasional
perusahaan atau dapat digunakan untuk membayar kewajiban saat ini. Wujud dari
kas dpat berupa uang kertas/logam, simpanan bank yang sewaktu-waktu dapat
ditarik, dana kas kecil, cek, bilyet giro, dsb. Item yang tidak dapat dikatakan
kas adalah cek mundur, cek yang tidak cukup dananya/not sufficient fund (NSF)
check, saldo dana yang kegunaannya dibatasi, saldo rekening koran yang
diblokir.
Akun
kas adalah suatu akun yang berfungsi untuk mencatat perubahan uang baik itu
dalam penerimaan uang maupun pengeluaran kas. Yang termasuk dalam akun ini adalah akun
yang berkaitan dengan tunai atau uang dan yang setara dengan itu. Misalnya cek,
giro, dan lain sebagainya yang dapat digunakan untuk apa saja sesuai dengan
fungsi uang. Adapun yang tidak termasuk dalam akun kas ini adalah seperti
deposito berjangka, karena deposito berjangka ini walaupun pada kenyataannya
uang tersebut berada di bank
Dibawah ini akan dikemukakan
beberapa pandapat para ahli mengenai pengertian kas, antara lain:
1)
Baridwan (2001)
Kas adalah alat pertukaran yang dapat diterima untuk
pelunasan utang, dan dapat di terima sebagai setoran ke bank dengan jumlah
sebesar nominalnya, juga simpanan dalam bank atau tempat-tempat lain yang dapat
di ambil sewaktu-waktu.
2)
Agoes (2004)
Menerangkan bahwa menurut standar akuntansi keuangan
yang dimaksud dengan kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas
dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.
3)
Martono dan Harjito (2001)
Menerangkan bahwa kas merupakan salah satu bagian
dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (paling likuid) dan paling mudah
berpindah tangan dalam suatu transaksi.
4)
Sawair (2001)
Mengemukakan bahwa kas adalah seluruh uang tunai
yang ada di tangan (cash on hand) dan dana ynag di simpan di bank dalam
berbagai bentuk, seperti deposito dan rekening Koran.
5)
Sartono (2001)
Mengemukakan bahwa kas adalah seluruh uang tunai
yang ada di tangan (cash on hard) dan dana yang di simpan di bank dalam
berbagai bentuk seperti deposito, rekening Koran.
2.
Kategori Dalam Kas
Ø Yang Termasuk
dalam Kas :
Yang termasuk dalam kas menurut pengertian akuntansi adalah
alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan utang dan dapat diterima
sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar nominalnya.
Termasuk dalam pengertian kas adalah
simpanan dalam bank dalam bentuk tabungan, deposito maupun giro atau
tempat-tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu. Kas terdiri dari :
a.
Uang Kertas
Alat bayar yang sah dan wajib diterima oleh
masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli sehari-hari. Uang kertas
adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap
tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23
tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas
adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan
lainnya (yang menyerupai kertas).
b.
Uang Logam
Alat bayar yang sah dan wajib diterima oleh
masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli sehari-hari. Uang logam
biasanya terbuat dari emas atau perak karena emas dan perak memenuhi
syarat-syarat uang yang efesien. Karena harga emas dan perak yang cenderung
tinggi dan stabil, emas dan perak mudah dikenali dan diterima orang. Di samping
itu, emas dan perak tidak mudah musnah. Emas dan perak juga mudah dibagi-bagi
menjadi unit yang lebih kecil. Di zaman sekarang, uang logam tidak dinilai dari
berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal itu merupakan
pernyataan bahwa sejumlah emas dengan berat tertentu terkandung di dalamnya.
c.
Cek yang belum disetorkan
Cek yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai
penerimaan tetapi belum dicatat oleh bank, atau cek yang sudah dicatat sebagai
penerimaan oleh bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan. Namun dapat juga
diartikan sebagai cek yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai pengeluaran
tetapi bank belum mencatatnya, ataupun cek yang sudah dicatat oleh bank sebagai
pengeluaran tetapi belum dicatat oleh perusahaan.
d.
Simpanan dalam bentuk giro atau bilyet
Pengertian giro menurut Undang-undang Perbankan
nomor 10 tahun 1998 adalah simpanan/dana pihak ketiga, dimana penarikannya
dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan media yaitu cek
(cheque), bilyet giro dan sarana perintah pembayaran lainnya.
e.
Traveller's Checks
Adalah cheque yang diterbitkan oleh bank atau
lembaga keuangan non bank yang berwenang dalam bentuk pecahan tertentu untuk
dipergunakan dalam perjalanan didalam maupun diluar negeri
f.
Cashier's Checks
Adalah sebuah
cek yang ditulis oleh lembaga keuangan pada dana sendiri. Hal ini kemudian
ditandatangani oleh wakil dari lembaga keuangan dan dibayarkan kepada pihak
ketiga. Seorang pelanggan yang membeli cek kasir membayar unutk nilai wajah
penuh cek dan biasanya juga membayar premi kecil untuk layanan ini.
Pemerikasaan ini dijamin oleh dana dari penerbit biasanya bank dan menyertakan
nama penerima pembayaran yang (entitas yang memeriksa dibayar), dan nama
remitter (yang entitas yang dibayar untuk memeriksa).
g.
Bank Draft
Adalah surat berharga
yang berisi perintah tak bersyarat dari bank penerbit draft tersebut kepada
pihak lainnya (tertarik) untuk membayar sejumlah uang kepada seseorang tertentu
atau orang yang ditunjuknya pada waktu yang telah ditentukan.
Tersedia dalam 9 Jenis mata uang asing :
·
Australian Dollar (AUD)
·
Canadian Dollar (CAD)
·
Swiss Franch (CHF)
·
Euro (EUR)
·
Hong Kong Dollar (HKD)
·
Japanese Yen (JPY)
·
New Zealand Dollar (NZD)
·
Singapore Dollar (SGD)
·
US Dollar (USD)
Keuntungan Bank Draft :
·
Lebih aman dari uang tunai karena
jika Bank Draft tersebut hilang / dicuri, pemilik dapat melakukan stop payment.
Uang akan dikembalikan atau dapat juga menerbitkan Bank Draft yang baru.
·
Kurs dan biaya yang lebih murah
dibandingkan dengan TT.
·
Lebih aman karena hanya nama orang
yang tertera dalam Bank Draft tersebut yang dapat mencairkannya dengan
menunjukkan ID yang berlaku pada saat pencairan.
h.
Money Order
Adalah Surat yang memuat perintah dari satu
kantor lain, agen suatu bank, kantor pos, atau lembaga keuangan untuk membayar
sejumlah uang kepada penerima pembayaran, yang ditunjuk didalam SPP (Surat
Perintah Pembayaran).
i.
Rekening tabungan
Rekening Tabungan adalah rekening yang dibuka dengan dana
likuid yang ditempatkan pada suatu lembaga keuangan ritel –biasanya bank atau
perusahaan simpan-pinjam tanpa ketentuan tanggal jatuh tempo.
j.
Kas Kecil
Kas
kecil adalah uang yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang
jumlahnya relatif kecil, dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek.Dana kas
kecil dipisahkan dari kas besar dan diserahkan kepada seorang kasir kas
kecil, yang akan mempertanggungjawabkan setiap pengeluaran. Adapun
pemengang kas kecil bisa diserahkan kepada staf yang ada di unit-unit kerja.Kas
kecil ini biasa disimpan di dalam cash register, dan besarnya jumlah kas kecil
berdasarkan kebutuhan atau pengeluaran yang sifatnya relatif tetap dari
masing-masing unit kerja dalam jangka waktu tertentu.
k.
Uang Kembalian
l.
Kas yang ada di cabang tetap
Ø Yang Tidak
Termasuk Dalam Kas :
a.
Cek mundur
(post dated checks)
Cek mundur tetap dicatat sebagai piutang sampai tanggal di mana cek tadi dapat diuangkan.
Cek mundur tetap dicatat sebagai piutang sampai tanggal di mana cek tadi dapat diuangkan.
b.
Bon utang
Bon utang diperlakukan sebagai piutang.
Bon utang diperlakukan sebagai piutang.
c.
Uang muka perjalanan
Uang muka perjalanan diperlakukan sebagai piutang jika uang muka tersebut akan ditagih dari karyawan atau dikurangkan dari gajinya.
Uang muka perjalanan diperlakukan sebagai piutang jika uang muka tersebut akan ditagih dari karyawan atau dikurangkan dari gajinya.
d.
Perangko pos
Perangko pos diperlakukan sebagai persediaan perlengkapan (supplies) kantor atau toko atau sebagai beban dibayar dimuka.
Perangko pos diperlakukan sebagai persediaan perlengkapan (supplies) kantor atau toko atau sebagai beban dibayar dimuka.
e. Dana kas
Untuk tujuan khusus misalnya dana yang
disisihkan untuk pembayaran utang obligasi.
3.
Sifat-sifat Kas
a.
Kas terlalu terlibat dalam hampir semua
transaksi perusahaan.
b.
Kas merupakan harta yang siap dan mudah
untuk digunakan dalam transaksi sertaditukarkan dengan harta lain, mudah
dipindahkan dan beragam tanpa tanda pemilik.
c.
Jumlah uang kas yang dimiliki oleh
perusahaan harus di jaga sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak dan
tidak kurang.
d.
Aktiva
lancar yang paling Liquit
e.
Tidak
bisa dibuktikan kepemilikannya (mudah berpindah tangan)
f.
Aktiva
yang tidak produktif
g.
Dapat
segera diuangkan (Simpanan di Bank)
4.
Manajemen Kas
Didefinisikan sebagai pengoptimasian
penggunaan kas sebagai aktiva. Hal ini berarti tidak boleh terjadi kegagalan
pemakaian kas, dan pengawasan terhadap posisi kas.
Tujuan manajemen kas meliputi 2 hal, yaitu:
·
Likuiditas : manajemen
harus secara sadar menjaga likuiditas dan jumlah
kas yang harus ada dalam perusahaan.
·
Earning : tiap
pengeluaran perusahaan harus diarahkan untuk
mendapatkan kemungkinan hasil yang lebih besar
dibandingkan dengan kas yang dikeluarkan. Selain itu
manajemen harus menjamin pembayaran dilakukan secara
ekonomis.
5.
Jenis-jenis
Kas
Kas dapat
diklasifikasikan menjadi 2 macam:
a)
Cash
on Hand
Cash on Hand ialah kas keseluruhan yang berada di suatu perusahaan. Cash on Hand ini terbagi menjadi 2 macam, yaitu:
Cash on Hand ialah kas keseluruhan yang berada di suatu perusahaan. Cash on Hand ini terbagi menjadi 2 macam, yaitu:
Ø Cash ( Kas Besar )
Ø Petty Cash ( Kas Kecil )
Adalah dana yang dibentuk untuk membiayai pengeluaran rutin perusahaan dan jumlahnya relatif kecil
Adalah dana yang dibentuk untuk membiayai pengeluaran rutin perusahaan dan jumlahnya relatif kecil
1.
Karakteristik
Petty Cash
Petty Cash memiliki beberapa karakteristik
yaitu :
o
Jumlahnya
dibatasi tidak lebih atau tidak kurang dari suatu jumlah tertentu yang telah
ditentukan oleh manajemen perusahaan. Tentunya masing-masing perusahaan
menetapkan jumlah yang berbeda sesuai dengan sekala operasional perusahaan
o
Dipergunakan
untuk mendanai transaksi kecil yang sifatnya rutin setiap hari
2. Tujuan dibentuknya Kas Kecil
Untuk
menangani masalah perlengkapan/perbekalan kantor yang dilakukan oleh suatu
bagian di kantor biasanya berdasarkan langkah-langkah berikut:
a.
Untuk
menghindari cara-cara pembayaran pengeluaran yang relatif kecil dan mendadak,
yang tidak ekonomis dan tidak praktis.
b.
Meringankan
beban para staf dalam memberikan pelayanan secara optimal kepada pelanggan
termasuk relasi bisnis pimpinan. Contoh :
Pimpinan kedatangan tamu mendadak dan untuk menjamu tamunya rasanya tidak ekonomis dan tidak praktis kalau stafnya melakukan pembayaran pengeluaran dengan cek.
Pimpinan kedatangan tamu mendadak dan untuk menjamu tamunya rasanya tidak ekonomis dan tidak praktis kalau stafnya melakukan pembayaran pengeluaran dengan cek.
c.
Untuk
mempercepat kegiatan atasan yang mempergunakan dana secara mendadak dan tidak
terencana.
3. Pembayaran Kas Kecil
Pembayaran melalui kas kecil
dilakukan untuk hal-hal sbb:
a.
Pengeluaran kas kecil, biasanya sudah
ditentukan batas maksimum setiap terjadi pengeluaran-pengeluaran
b.
Pengeluaran kas kecil tidak
dibolehkan untuk pemberian pinjaman pada staf
c.
Bukti pengeluaran kas kecil harus
ditandatangani oleh pemengang kas kecil
d.
Bila ada bukti-bukti pembayaran,
seperti kwitansi, faktur atau bukti-bukti pendukung lainnya harus dilampirkan
pada bukti pengeluaran kas.
4. Pengisian Kas Kecil
Jadi bila
jumlah uang yang terdapat dalam kas kecil sudah menipis, maka dana harus diisi
dengan cara :
a.
Pemegang kas kecil mengajukan permintaan
pada bendahara kas
b.
Pemegang kas kecil menyiapkan daftar
pengeluaran yang dilampiri bukti-bukti pengeluaran kas kecil.
c.
Apabila sudah sesuai dengan
ketentuan, maka bendahara kas akan memberi tanda persetujuan pada formulir
permintaan dan memberikan dana sebesar jumlah kas kecil yang telah dikeluarkan.
5. Metode Pencatatan Kas Kecil
v Imprest
Fund System (Sistem Dana Tetap)
Adalah metode pembukuan kas kecil dimana jumlah rekening kas
kecil selalu tetap. Setiap terjadi pengeluaran, pemegang kas kecil tidak
langsung melalukan pencatatan, tapi hanya mengumpulkan bukti-bukti
pengeluarannya.
Dengan metode
ini, kas kecil yang dicadangkan oleh perusahaan bersifat tetap, kecuali
perusahaan menghendaki perubahan jumlah kas kecil, misalnya perusahaan
merasakan kas yang sudah dicadangkan ternyata kurang memenuhi sehingga perlu
ditambah lagi cadanganya. Dan dengan begitu maka harus dilakukan penyesuaian
atas penmbahan atau pengurangan tersebut.
Pada waktu yang telah ditetapkan, bila dana kas kecil sudah
hampir habis baru dilakukan pembukuan berdasarkan bukti-bukti pengeluaran,
kemudian pemegang kas kecil mengajukan pembentukan dana kas kecil kepada
bendahara kas yang besarnya sesuai dengan pembukuan dan bukti-bukti
pengeluaran, sehingga dana kas kecil tetap dalam jumlah semula.
Langkah-langkah operasional metode imprest sbb:
1.
Pembentukan dana kas kecil dimana
pemegang kas kecil diserahi sejumlah uang tunai untuk pembayaran
pengeluaran-pengeluaran yang diprediksikan dapat memenuhi kebutuhan dalam
jangka waktu tertentu.
2.
Dana kas kecil digunakan untuk
pembayaran pengeluaran-pengeluaran .
3.
Setelah dana kas kecil habis, kasir
kas kecil melakukan pembentukan dana kas kecil kembali yaitu dengan mengisi
sebesar jumlah pengeluaran.
Keuntungan metode imprest :
1.
Menghemat waktu bagi kasir kas
kecil, karena tidak diganggu setiap kali terjadi pembelian atau pengeluaran kas
kecil.
2.
Menghemat waktu dalam pembukuan
pengeluaran rekening nominal.
v Fluctuation Fund System (Sistem dana Berubah)
Nah,
system ini menghendaki bahwa jumlah kas kecil tidak ditetapkan tetapi sesuai
dengan kebutuhan. Misal, pada waktu membuat kebijakan pertama kali perusahaan
menetapkan jumlah kas kecil sebesar Rp. 1.000.000, kemudian digunakan sesuai
dengan kebutuhan dan kemudian diisi kembali. Nah, pada saat pengisian,
kalau menggunakan system dana tetap, maka jumlah amount harus sama dengan saldo
awal sedangkan pada system fluktuasi, jumlah pengisianya tidak harus sama
dengan jumlah sebelumnyayaitu bisa kurang ataupun lebih.
v Perbedaan Sistem Imprest dengan
Sistem Fluktuasi
Point
|
Imprest Method
|
Fluctuation Method
|
Pembelanjaan Kas Kecil
|
Tidak ada jurnal, Hanya membuat bukti
pembayaran sebagai bukti pengeluaran kas.
|
Harus di Jurnal sesuia dengan expense nya
|
Pengisian Kembali
|
Sesui dengan rekening ledger, sehingga
pengisianya harus sesuai dengan kebijakan perusahaan dan sesuai dengan jumlah
kas kecil saat pertama kali dibentuk
|
Pengisian susuai dengan yang dibutuhkan
|
v Cara Penjurnalan
Keterangan
|
Imprest System
|
Fluctuation System
|
||
Debit
|
Credit
|
Debit
|
Credit
|
|
Pembentukan Kas Kecil
|
Petty Cash
|
Cash
|
Petty Cash
|
Cash
|
Pemakaian Kas Kecil
|
No Entry
|
No Entry
|
Expense
|
Petty Cash
|
Pengurangan Kas Kecil
|
Cash
|
Petty Cash
|
Cash
|
Petty Cash
|
Penambahan KAs kecil
|
Petty Cash
|
Cash
|
Petty Cash
|
Cash
|
Pengisian Kembali
|
Expense
|
Cash
|
Petty Cash
|
Cash
|
Contoh
soal :
UD. Laras menyelenggarakan pencatatan
kas kecil untuk pengeluaran-pengeluaran sebagai kecil berikut :
Transaksi selama bulan Desember
2012
Des, 1 pengisian dana kas kecil Rp
800.000
Des, 4 dibeli materai Rp 35.000
Des, 8 dibayar biaya telepon Rp 60.000
dan air Rp 30.000
Des, 16 pengisian kembali dana kas kecil
Des, 19 dibayar biaya telegram Rp 25.000
dan biaya iklan Rp 36.000
Des, 22 dibayar biaya telepon Rp
25.000
Des, 30 pengisian kembali dana kas
kecil
Jawab
:
1.
Metode
dana tetap/imprest
Tanggal
|
Keterangan
|
D
|
K
|
1-Dec
|
kas kecil
|
Rp 800,000
|
|
|
kas
|
|
Rp 800,000
|
4-Dec
|
tidak dijurnal
|
|
|
8-Dec
|
tidak dijurnal
|
|
|
16-Dec
|
biaya materai
|
Rp 35,000
|
|
|
biaya rek.telpon
|
Rp 60,000
|
|
|
biaya rek.air
|
Rp 30,000
|
|
|
kas
|
|
Rp 125,000
|
19-Dec
|
tidak dijurnal
|
|
|
22-Dec
|
tidak dijurnal
|
|
|
30-Dec
|
biaya telegram
|
Rp 25,000
|
|
|
biaya iklan
|
Rp 60,000
|
|
|
biaya rek.telpon
|
Rp 20,000
|
|
|
kas
|
|
Rp 105,000
|
Jumlah
|
Rp 1,030,000
|
Rp 1,030,000
|
2.
Metode
dana tidak tetap/fluktuasi
Tanggal
|
Keterangan
|
D
|
K
|
1-Dec
|
kas kecil
|
Rp 800,000
|
|
|
kas
|
|
Rp 800,000
|
4-Dec
|
biaya materai
|
Rp 35,000
|
|
|
kas kecil
|
|
Rp 35,000
|
8-Dec
|
biaya rek telepon
|
Rp 60,000
|
|
|
biaya rek air
|
Rp 30,000
|
|
|
kas kecil
|
|
Rp 90,000
|
16-Dec
|
kas kecil
|
Rp 125,000
|
|
|
kas
|
|
Rp 125,000
|
19-Dec
|
biaya telegam
|
Rp 25,000
|
|
|
biaya iklan
|
Rp 60,000
|
|
|
kas kecil
|
|
Rp 85,000
|
22-Dec
|
biaya rek telepon
|
Rp 20,000
|
|
|
kas kecil
|
|
Rp 20,000
|
30-Dec
|
kas kecil
|
Rp 105,000
|
|
|
kas
|
|
Rp 105,000
|
Jumlah
|
Rp 1,260,000
|
Rp 1,260,000
|
b) Cash at Bank
Cash at Bank
adalah kas suatu perusahaan yang berada di bank.
Kedua kas ini sangat likuid rentan akan kecurangan, maka diperlukanlah mekanisme pengendalian internal, yaitu yang diantaranya:
Kedua kas ini sangat likuid rentan akan kecurangan, maka diperlukanlah mekanisme pengendalian internal, yaitu yang diantaranya:
2.
Pengelolaan
kas dilakukan melalui pemisahan fungsi, yaitu fungsi otoritasi (fungsi yang
menyetujui masuk dan keluarnya uang), fungsi operasi (pihak atau bagian yang
melakukan penggunaan uang, funsi pencatatan, dan fungsi penyimpanan.
3.
Selalu
dilakukan investarisasi (stock opname),kemudian dihitung dan dicocokan dengan
catatan cek.
4.
Dilakukan
internal auditing (pemeriksaan intern)
5.
Uang
seyogyanya keluar dan masuk disimpan di bank, kecuali penggunaan petty cash.
6.
Dokumen
atau kwitansi seyogyanya bernomor yang tercetak, sehingga pembatalan kwitansi
dapat diketahui.
7.
Kesediaan
kas disesuaikan dengan kebutuhan, jangan sampai ada uang yang menganggur.
6.
Manfaat
Anggaran Kas
Menurut
Riyanto (1982:89), manfaat anggaran kas adalah sebagai berikut:
a.
kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasi
perusahaan
b.
kemungkinan adanya surplus atau defisit karena rencana
operasi perusahaan
c.
besarnya dana beserta saat-saat kapan dana itu dibutuhkan
untuk menutup defisit kas.
d.
kapan saat kredit itu dibayar kembali.
Dari pernyataan tersebut diatas dapat kita simpulkan bahwa
kegunaan dari anggaran kas adalah untuk menyeimbangkan arus kas masuk dan arus kas
keluar dalam suatu periode tertentu dalam menjalankan operasi kegiatan suatu
perusahaan.Didalam pengelolaan kas setiap manajer selalu berusaha agar dalam
perusahaan terjadi aliran kas yang teratur. Untuk itu harus diusahakan agar
aliran kas masuk dan aliran kas keluar dalam keadaan seimbang, yaitu tidak
terjadi saldo kas yang berlebih ataupun yang kurang.
7.
Analisis Sumber
dan Penggunaan Kas
a. Sifat Laporan
Sumber Dan Penggunan Kas
Sifat
laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan transaksi keuangan
selama satu periode dengan menunjukan sumber dan penggunaan modal kerja dalam
periode tersebut, modal kerja meliputi seluruhaktiva lancar atau
aktiva lancar dikurangi utang lancar. Dengan demikian, yang di laporkan adalah
perubahan aktiva lancar dan utang lancar serta sebab-sebab perubahan tersebut
atau sumber dan penggunaannya. Tekanan yang di berikan dalam laporan ini adalah
perubahan modal kerja atau aktiva lancar dan utang lancar secara keseluruhan
dan tidak akan menunjukan jumlah uang yang telah diterima atau dikeluarkan
selama periode tersebut.
Laporan sumber
dan penggunaan kas akan dapat di gunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan
kas di masa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau dapat di
gunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas atau cash
flow di masa yang akan datang. Sedangkan bagi para kreditor
atau bank dengan laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat
menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan
pinjamannya.
b.
Sumber Kas
Kas merupakan
aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal yang paling
tinggi likuiditasnya, berarti semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu
perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Akan tetapi, suatu
perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam
jumlah yang besar berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan
mencerninkan adanya overinvestment dalam kas dan
berarti pula perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas. Jumlah kas yang
relatif kecil akan diperoleh tingkat perputaran kas yang tinggi dan
keuntungannya yang di peroleh akan lebih besar, tetapi suatu perusahaan yang
hanya mengejar keuntungan (rentabilitas) tanpa memperhatikan likuiditas
akhirnya perusahaan itu akan berada dalam keadaan likuid apabila sewaktu-waktu
ada tagihan.
Sumber
penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari:
·
Hasil
penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang
tidak berwujud (intangible assets), atau adanya penurunan aktiva tidak
lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
·
Penjualan
atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan
dalam bentuk kas.
·
Pengeluaran
surat tanda bukti utang, baik jangka pendek (wesel) maupun utang jangka panjang
(utang obligasi, utang hipotik, atau utang jangka panjang lain) serta
bertambahnya utang yang diimbangi dengan penerimaan kas.
·
Adanya
penurunan atau berkurannya aktiva lancar selain kas yang diimbangi denagn
penerimaan kas pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena
adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (efek) karena
ada penjualan dan sebagainya.
·
Adanya
penerimaan kas karena sewa, bunga atau dividen dari investasinya, sumbangan
ataupun hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada
periode-periode sebelumnya.
·
Keuntunga
dari operasi perusahaan, Apabila perusahaan memperoleh keuntungan neto dari
operasinya berarti ada tambahan dana dari perusahaan yang bersangkutan
c. Penggunaan
Kas
Adapun
penggunaan atau pengeluaran kas dapat di sebabkan oleh adanya
transaksi-transaksi sebagai berikut.
·
Pembelian
saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta
pembelian aktiva tetap lainnya.
·
Penarikan
kembali saham yang beredar maupun adanya pengembalian kas perusahaan oleh
pemilik perusahaan.
·
Pelunasan
pembayaran angsuran utang jangka pendek maupun utang jangka panjang.
·
Pembelian
barang secara tunai, adanya pembayaran biaya opersi yang meliputi upah dan
gaji, pembeliansupplies kantor, pembayaran sewa, bunga, premi
asuransi, advertensi, dan adanya persekot-persekot biaya maupun persekot
pembelian.
·
Pengeluaran
kas untuk pembayaran dividen (bentuk pembagian laba lainnya secara tunai),
pembayaran pajak, denda-denda, dan sebagainya.
·
Adanya
kerugian dalam operasi perusahaan. Terjadinya kerugian dalam operasi perusahaan
dalam mengakibatkan berkurangnya kas atau menimbulkan utang yaitu bila
diperlukan dana untuk menutup kerugian tersebut. Timbulnya utang sebenarnya
merupakan sumber dana tetapi dana ini digunakan untuk menutup kerugian
tersebut.
8.
Laporan Sumber Dan
Penggunaan Kas
Penyusunan
laporan perubahan kas atau laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan
dengan meringkas jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas. Cara ini
memakan waktu yang lama karena harus menggolongkan setiap transaksi kas menurut
sumber masing-masing serta tujuannya, dan cara ini hanya dapat dilakukan oleh
internal analisis yang memungkinkan memperoleh datanya dengan lengkap dan masih
murni. Bagi eksternal analisis, menyusun laporan sumber dan penggunaan kas
dapat dilakukan dengan menganalisis perubahan yang terjadi dalam laporan
keuangan yang diperbandingkan antara dua waktu atau akhir periode serta
informasi-informasi lain yang mendukung terjadinya perubahan tersebut. Dalam
menganalisis perubahan yang terjadi harus diperhatikan kemungkinan adanya
perubahan atau transaksi yang tidak mempengaruhi kas (noncash transaction).
Transaksi-transaksi
yang tidak mempengaruhi uang kas antara lain sebagai berikut:
·
Adanya
pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi dan deplesi terhadap aktiva
tetap, intangible asset, dan wasting assets. Biaya
depresiasi ini merupakan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran kas.
·
Pengakuan adanya kerugian piutang baik dengan membentuk
cadangan kerugian piutang maupun tidak, dan penghapusan piutang karena piutang
yang bersangkutan sudah tidak dapat di tagih lagi.
·
Adanya
penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki dan
penghentian dari penggunaan aktiva tetap karena aktiva yang bersangkutan telah
habis disusut dan atau sudah tidak dapat dipakai lagi.
·
Adanya
pembayaran stock devidend (dividen dalam bentuk saham), adanya
penyisihan atau pembatasan penggunaan laba, dan adanya penilaian kembali
(revaluasi) terhadap aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.
9.
Langkah-Langkah
Penyusunan Laporan Sumber Dan Penggunaan Kas
Dalam menyusun
laporan sumber-sumber dan penggunaan kas, dimana dana dalam artian kas memiliki
langkah-langkah sebagai berikut :
a.
Mendaftar
pos-pos neraca yang diperbandingkan antara dua titik waktu tertentu dalam kolom
pertama dan kedua.
b.
Mendaftar
pos-pos laporan laba rugi dari tahun yang diperbandingkan (current year).
c.
Tentukan
kenaikan dan penurunan yang terjadi pada pos-pos neraca, tunjukkan dalam kolom
”Perubahan” debit dan kredit. Kolom perubahan debit untuk mencatat adanya
kenaikan aktiva, penurunan utang dan modal serta bertambahnya biaya serta
berkurangnya penhasilan. Sedangkan kolom kredit untuk mencatat penurunan aktiva,
kenaikan utang dan modal, bertambahnya penghasilan dan berkurangnya biaya.
d.
Menganalisis
perubahan-perubahan yang terjadi pada pos-pos neraca dan pos-pos laba rugi
untuk menentukan adanya perubahan yang tidak mempengaruhi kas.
e.
Membuat
jurnal penyesuaian dalam lembar kerja tersebut untuk menghilangkan akibat atau
pengaruhtransaksi nonkas yang sudah dicatat dalam periode tersebut.
f.
Memindahkan
saldo atau perubahan setelah disesuaikan kecuali perubahan kas) Ke dalam kolom
“Kenaikan dan Penurunan Kas” atau “Sumber dan Penggunaan Kas”. Penurunan aktiva
(selain kas), kenaikan utang, modal dan penghasilan merupakan sumber kas,
sedangkan kenaikan aktiva (selain kas), penurunan utang, modal dan kenaikan
biaya merupakan penggunaan kas. Perubahan kas tidak perlu dipindahkan ke kolom
sumber dan penggunaan kas karena perubahan kas inilah yang dianalisis, selisih
jumlah kolom sumber kas dengan penggunaan kas harus sama dengan perubahan yang
terjadi dalam pos “Kas”.
g.
Untuk
penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas datanya diambil dari dua kolom
terakhir dari lembar kerja.
10.
Rekonsiliasi
Saldo Kas
Untuk
pengendalian, kas dapat disimpan di bank dalam bentuk simpanan giro. Jika hal
ini terjadi maka masing-masing fihak yaitu perusahaan (nasabah) dan bank akan
melakukan pencatatan atas saldo dan perubahan dari saldo kas tersebut.
Perusahaan melakukan pencatatan atas uang yang disimpan di bank di perkiraan
(akun) cash atau cash in bank. Selanjutnya berdasarkan catatan bank, secara
berkala bank biasanya mengirimkan laporan ke nasabah yang lazim disebut
rekening koran (bank statement).
Dengan
demikian dapat dilakukan perbandingan antara data menurut perusahaan dengan
informasi yang dilaporkan bank.Rekonsiliasi adalah tindakan membandingkan dua
data untuk mencari kesesuaiannya. Jika rekening koran bank tersebut
dibandingkan dengan catatan perusahaan, kemungkinan ada perbedaan yang dapat
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
·
Setoran dalam perjalanan (deposit in transit), yaitu setoran
yang dilakukan oleh perusahaan (biasanya pada akhir suatu periode yang dicakup
oleh rekening koran) dan uang setoran tersebut telah diterima oleh bank tetapi
belum masuk dalam rekening koran bank karena rekening koran bank dibuat
mendahului setoran tersebut
·
Cek yang masih beredar (outstanding check), yaitu cek yang
sudah dibuat dan diserahkan oleh perusahaan kepada penerima tetapi sampai akhir
periode cek tersebut belum diuangkan di bank. Akibatnya perusahaan telah
mencatat pengeluaran tetapi bank belum.
Kas dan bank meliputi uang tunai dan simpanan-simpanan di
bank yang langsung dapat diuangkan pada setiap saat tanpa mengurangi nilai
simpanan tersebut. Kas dapat terdiri dari kas kecil atau dana-dana kas lainnya
seperti penerimaan uang tunai dan cek-cek (yang bukan mundur) untuk disetor ke
bank keesokan harinya.
Untuk
menyusun dan melaporkan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan:
·
Mengklasifikasikan perubahan-perubahan neraca yang terjadi
pada dua titik waktu didalam perubahan yang menaikkan dan menurunkan kas.
·
Mengklasifikasikan dari laporan rugi laba dan perubahan laba
di tahan ke dalam faktor-faktor yang meningkatkan dan menurunkan laba.
·
Mengkonsolidasikan ke dua informasi ini ke dalam laporan
sumber dan penggunaan kas.
Dalam usaha untuk merencanakan dan mengendalikan penerimaan
dan pengeluaran kas sangatlah diperlukan suatu perencanaan yang berupa anggaran
kas.
Anggaran kas merupakan suatu cara yang efektif dalam merencanakan dan mengendalikan arus kas, menilai kas yang dibutuhkan dan menggunakan kelebihan kas yang ada secara efektif pula. Anggaran kas merupakan alat utama untuk membuat estimasi keuangan jangka pendek. Tujuan utama di dalam penyusunan anggaran kas adalah untuk merencanakan atau menentukan kegiatan operasional perusahaan sebagai dasar untuk menentukan optimalisasi kas dimasa yang akan datang.
Anggaran kas merupakan suatu cara yang efektif dalam merencanakan dan mengendalikan arus kas, menilai kas yang dibutuhkan dan menggunakan kelebihan kas yang ada secara efektif pula. Anggaran kas merupakan alat utama untuk membuat estimasi keuangan jangka pendek. Tujuan utama di dalam penyusunan anggaran kas adalah untuk merencanakan atau menentukan kegiatan operasional perusahaan sebagai dasar untuk menentukan optimalisasi kas dimasa yang akan datang.
Optimalisasi kas merupakan usaha perusahaan, dimana kas yang
ada di dalam perusahaan harus tetap dijaga agar jangan sampai kas tersebut
mengalami kelebihan atau kekurangan dalam melakukan aktivitas perusahaan. Kas
harus disediakan dalam jumlah dan batas-batas yang telah ditentukan.Menurut M.
Munandar (1985:311), Anggaran kas adalah:“budget yang merencanakan secara lebih
terinci tentang semua jumlah kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke
waktu selama periode tertentu dimasa yang akan datang, baik perubahan yang
berupa penerimaan kas maupun yang berupa pengeluaran kas”.Sedangkan Hecket,
Wilson dan Campbell, (1981:402) dalam bukunya Controllership, tugasnya Akuntan
Manajemen, menyatakan definisi dari anggaran kas merupakan program penjualan
dan biaya yang terkoordinasi serta terkorelasikan dengan perubahan-perubahan
neraca, penjualan serta pengeluaran yang diperkirakan.”
Dari
beberapa penjelasan tersebut diatas, dapatlah kita simpulkan bahwa anggaran kas
adalah gambaran atas seluruh rencana penerimaan dan pengeluaran uang tunai yang
bertalian dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi lainnya yang
menyebabkan perubahan-perubahan pada posisi kas atau menunjukkan aliran kas pada
periode tersebut.
Dan dari pengertian-pengertian diatas dapat pula kita ketahui bahwa anggaran kas mempunyai tiga sektor, yaitu:
Dan dari pengertian-pengertian diatas dapat pula kita ketahui bahwa anggaran kas mempunyai tiga sektor, yaitu:
1)
Sektor penerimaan kas, yang ada pada umumnya berasal dari :
a.
Penjualan tunai barang jadi yang diproduksi
b.
Penagihan piutang
c.
Penjualan aktiva tetap
d.
Penerimaan lain-lain (non operating) seperti penghasilan
bunga, penghasilan sewa, penghasilan deviden dan lain sebagainya
2)
Sektor pengeluaran kas, yang pada umumnya berupa pengeluaran
untuk biaya-biaya baik berupa biaya utama (operating) maupun biaya-biaya bukan
utama (non operating), seperti contoh:
a.
Pembelian tunai
b.
Pembayaran hutang
c.
Pembayaran upah tenaga kerja langsung
d.
Pembayaran biaya pabrik tidak
langsung
e.
Pembayaran biaya administrasi
f.
Pembayaran biaya penjualan
3)
Sektor keuangan, yang disusun apabila perusahaan mengalami
defisit yang memerlukan pinjaman dan sebagaimana pelunasannya dilakukukan. Ada dua macam masa anggaran kas yang diperlukan oleh
perusahaan yaitu:
a.
Anggaran kas jangka pendek yang merupakan alat operasional
pengendalian kas sehari-hari. Jangka waktunya disesuaikan dengan anggaran
tahunan. Anggaran kas seperti ini berfungsi sebagai alat pemberian otorisasi
kas keluar secara terus menerus disesuaikan dengan arus kas masuk dan situasi
keuangan pada umumnya.
b.
Anggaran kas jangka panjang. Meliputi jangka waktu lima tahun
sampai dengan jangka waktu sepuluh tahun. Bilamana corporate plan, maka jangka
waktu anggaran jenis ini harus disesuaikan dengan waktu yang tercakup dalam
corporate plan tersebut. Kegunaan dari anggaran kas ini adalah untuk mengetahui
kemampuan perusahaan di dalam menambah dana dari sumber-sumber intern dan
sekaligus memperkirakan saldo akhir tahun dari tiap-tiap anggaran. Perusahaan dapat menyusun anggaran kas jangka pendek
yaitu mingguan, bulanan atau kuartalan untuk tujuan pemenuhan kebutuhan kas dan
juga anggaran jangka panjang untuk pengambilan keputusan kebijaksanaan
keuangan.
11.
Laporan
Arus Kas
Laporan arus kas merupakan penerimaan kas dan pembayaran kas
( pengeluaran kas). Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran
kas yang digolongkan sesuai dengan kegiatan utama entitas : operasi,investasi,
dan pembelanjaan. Laporan tersebut melaporkan arus masuk kas bersih atau keluar
kas bersih dari setiap kegiatan dan untuk semua kegiatan usaha.
Tujuan utama laporan arus kas adalah memberikan informasi
tentang penerimaan kas dan pembayaran kas entitas selama suatu periode. Tujuan
keduanya adalah untuk melaporkan kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan
suatu entitas selama periode berjalan.
Manfaat
Laporan Arus Kas :
1)
Kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas di masa depan.
2)
Kemampuan entitas untuk membayar dividen dan memenuhi
kewajibannya.
3)
Penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih
dari kegiatan operasi.
4)
Transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas dan
nonkas selama suatu periode.
Klasifikasi
Arus Kas
Laporan
arus kas mengklasifikasikan penerimaan kas berdasarkan kegiatan operasi,
investasi, dan pembiayaan. Karakteristik transaksi dan peristiwa lainnya dari
setiap jenis kegiatan adalah :
1)
Kegiatan operasi melibatkan pengaruh kas dari transaksi yang
dilibatkan dalam penentuan laba bersih, seperti penerimaan kas dari penjualan
barang dan jasa, serta pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan untuk
memperoleh persediaan serta membayar beban.
2)
Kegiatan investasi umumnya melibatkan aktiva jangka panjang
dan mencangkup (a) pemberian serta penagihan pinjaman, dan (b) perolehan serta
pelepasan investasi dan aktiva produktif jangka panjang.
3)
Kegiatan pembiayaan melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas
pemegang saham serta mencangkup (a) perolehan kas dari kreditor dan pembayaran
kembali pinjaman, serta (b) perolehan modal dari pemilik dan pemberian tingkat
pengembalian atas, dan pengembalian dari investasinya.
Menyusun Arus Kas Dari Informasi yang Relevan
Ø Kegiatan Operasional
1.
Laporan Laba Rugi
2.
Saldo awal dan saldo akhir harta
lancar
3.
Saldo awal dan saldo akhir hutang
lancar selain hutang dividen
4.
Data tambahan (jika ada)
Ø Kegiatan Investasi
1.
Saldo awal dan saldo akhir
investasi dan aktiva tetap
2.
Data tambahan (jika ada)
Ø Kegiatan Keuangan
1.
Saldo awal dan saldo akhir dari
Modal dan Hutang Jangka Panjang serta Laba Ditahan
2.
Saldo awal dan saldo akhir Hutang
Dividen
3.
Data tambahan (jika ada).
Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua macam
aliran/arus kas yaitu :
1.
Cash
inflow
Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan
transaksi yang melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas). Arus kas masuk (cash
inflow) terdiri dari:
·
Hasil penjualan produk/jasa
perusahaan.
·
Penagihan piutang dari penjualan
kredit.
·
Penjualan aktiva tetap yang ada.
·
Penerimaan investasi dari pemilik
atau saham bila perseroan terbatas.
·
Pinjaman/hutang dari pihak lain.
·
Penerimaan sewa dan pendapatan lain.
2.
Cash out
flow
Cash out flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan
transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus kas keluar (cash out
flow) terdiri dari:
·
Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga
kerja langsung dan biaya pabrik lain-lain.
·
Pengeluaran biaya administrasi umum
dan administrasi penjualan.
·
Pembelian aktiva tetap.
·
Pembayaran hutang-hutang perusahaan.
·
Pembayaran kembali investasi dari
pemilik perusahaan.
·
Pembayaran sewa, pajak, deviden,
bunga dan pengeluaran lain-lain.
Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan
tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari perusahaan dari suatu periode
tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi,
investasi dan pendanaan.
Menurut PSAK No.2 (2002:9) Laporan arus kas harus melaporkan
arus kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan menurut aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan.
Ø Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi menimburkan
pendapatan dan beban dari operasi utama suatu perusahaan. Karena itu aktivitas
operasi mempengaruhi laporan laba rugi, yang dilaporkan dengan dasar akrual.
Sedangkan laporan arus kas melaporkan dampaknya terhadap kas. Arus masuk kas
terbesar dari opersi berasal dari pengumpulan kas dari langganan. Arus masuk
kas yang kurang penting adalah penerimaan bunga atas pinjaman dan dividen atas
investasi saham. Arus keluar kas operasi meliputi pembayaran terhadap pemasok
dan karyawan, serta pembayaran bunga dan pajak.
Ø Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva
jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya. Pembelian
atau penjualan aktiva tetap seperti tanah, gedung, atau peralatan merupakan
kegiatan investasi, atau dapat pula berupa pembelian atau penjualan investasi
dalam saham atau obligasi dari perusahaan lain.
Pada laporan arus kas kegiatan investasi mencakup lebih dari
sekedar pembelian dan penjualan aktiva yang digolongkan sebagai investasi di
neraea. Pemberian pinjaman juga merupakan suatu kegiatan investasi karena
pinjaman menciptakan piutang kepada peminjam. Pelunasan pinjaman tersebut juga
dilaporkan sebagai kegiatan investasi pada laporan arus kas.
Ø Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas
dari investor dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan melanjutkan
kegiatan perusahaan. Kegiatan pendanaan mencakup pengeluaran saham, peminjaman
uang dengan mengeluarkan wesel bayar dan pinjaman obligasi, penjualan saham
perbendaharaan, dan pembayaran terhadap pemegang saham seperti dividen dan
pembelian saham perbendaharaan. Pembayaran terhadap kreditor hanyalah mencakup
pembayaran pokok pinjaman.
Ada beberapa kemungkinan pola aliran kas yang terjadi dalam perusahaan,
yaitu:
1.
Semua kegiatan (operasional,
investasim dan keuangan) menghasilkan aliran kas yang positif yang berarti
penerimaan kas dari masing-masing kegiatan tersebut lebih besar dari
pengeluaran kas. Pada keadaan pertama semua kegiatan menghasilkan penerimaan
kas yang lebih besar daripada pengeluaran kas. Tentu dalam jangka panjang akan
terjadi saldo kas yang besar.
2.
Semua kegiatan (operasional,
investasi dan keuangan) menghasilkan aliran kas yang negatif yang berarti
penerimaan kas dari masing-masing kegiatan tersebut lebih kecil dari
pengeluaran kas. Ini kebalikan pola 1 di atas, sehingga dalam jangka panjang
cadangan kas yang ada akan habis.
3.
Kegiatan operasional positif
sedangkan kegiatan investasi dan keuangan negatif. Pada pola ketiga, perusahaan
menggunakan kas dari operasional untuk membayar hutang/pengembalian
modal/membayar deviden dan untuk investasi. Pola ini dapat dikatakan ideal dan
banyak pengamat mengatakan ini adalah keadaan penen kas.
4.
Kegiatan operasional dan kegiatan
investasi positif tetapi kegiatan keuangan negatif. Sedangkan pada pola hasil
penjualan investasi dan opersional digunakan untuk membayar hutang
mengembalikan modal.
5.
Kegiatan operasional negatif
sedangkan kegiatan investasi dan keuangan positif. Ini berarti perusahaan
menggunakan sebagian investasi dan penarikan pinjaman modal untuk membiayai
operasional. Kegiatan ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.
6.
Kegiatan investasi negatif
sementara kegiatan operasional dan keuangan positif. Perusahaan menggunakan
cash dari operasional dan pinjaman/penarikan modal untuk melakukan investasi.
7.
Kegiatan opersional dan investasi
negatif sedangkan kegiatan keuangan positif. Perusahaan melakukan kegiatan
operasional dan investasi yang sebagian dibiayai dengan dana pinjaman atau
penarikan modal. Sebagian dana juga digunakan untuk operasional. Kondisi ini
mungkin terjadi pada perusahaan yang sedang tumbuh.
8.
Kegiatan investasi positif tetapi
kegiatan operasional dan keuangan negatif. Perusahaan mungkin menjual
investasi/aktiva tetap untuk memenuhi kebutuhan operasional dan pembayaran
hutang/pembayaran ke pemilik.
Contoh
soal :
PT. ABC
NERACA KOMPARATIF
31 DES 2012 & 2011
|
|||
2012
|
2011
|
Perubahan
(naik/Turun)
|
|
Aktiva
-
Kas
-
Piutang usaha
-
Persediaan
-
Beban dbyr Dmuka
-
Tanah
-
Gedung
-
Akm Peny Gedung
-
Peralatan
-
Akm Peny. Peralatan
Total
Kewajiban
dan Ekuitas Pemegang Saham
Hutang
Usaha
Hutang
Obligasi
Saham
Biasa
R/E
Total
|
20.000.000
17.000.000
10.000.000
5.000.000
50.000.000
65.000.000
(15.000.000)
35.000.000
(15.000.000)
172.000.000
82.000.000
44.000.000
26.000.000
20.000.000
172.000.000
|
10.000.000
15.000.000
8.000.000
6.000.000
60.000.000
65.000.000
(10.000.000)
25.000.000
(10.000.000)
169.000.000
85.000.000
42.000.000
20.000.000
22.000.000
169.000.000
|
10
jt/naik
2
jt/naik
2
juta/naik
1
juta/turun
10juta/turun
0
5juta/naik*a
10juta/naik
5juta/naik*a
3juta/turun
2juta/naik
6
juta/naik
2 juta/turun*b
|
PT. ABC
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2012
(Dalam Rupiah)
|
||
Pendapatan
HPP
Beban
Operasi
Beban
Bunga
Laba
dari operasi
Beban
pajak penghasilan
Laba Bersih
|
10.000.000
8.000.000
6.000.000
|
45.000.000
24.000.000
21.000.000
3.000.000
18.000.000*b
|
METODE LANGSUNG
PT. ABC (METODE LANGSUNG)
Laporan Arus Kas
Per 31 Des 2012
Kenaikan (penurunan) Kas
|
||
-
Penerimaan Kas dr pelanggan
-
Pembayaran kas pd pemasok&karywn
-
Pembayaran bunga
-
Pembayaran pajak penghasilan
Kas
Bersih yg ditrima dr keg. Oprasi
-
Penjualan tanah
-
Pembelian perlatan
Kas
bersih yang digunakan o/ keg. Investasi
-
Penebusan obligasi
-
Penjualan saham biasa
-
Pembayaran deviden tunai
Kas
bersih yg ditrima dr keg. Pembiayaan
Kenaikan bersih Kas
Saldo kas, 1 Jan 2012
Saldo
kas, 31 des 2012
|
43.000.000*c
(12.000.000)*d
(6.000.000)
(3.000.000)
10.000.000
(10.000.000)
2.000.000
6.000.000
(20.000.000)*e
|
22.000.000
0
(12.000.000)
10.000.000
10.000.000
0
|
Note :
RUMUS
a.
Untuk menghitung Penerimaan dari
pelanggan = Pendapatan penjualan – Kenaikan Piutang Usaha ATAU Pendapatan
Penjualan + Penurunan Piutang Usaha
Yaitu
45.000.000 – 2.000.000 = 43.000.000
b.
Pembayaran kas kepada pemasok dan
karyawan = HPP + B. Operasi + (jumlah penyusutan – kenaikan persediaan +
penurunan beban dbyr dmk – penurunan hutang usaha)
Jadi
= 10.000.000+8.000.000 -(10.000.000-2.000.000+1.000.000-3.000.000) =
12.000.000*d
c.
Pembayaran deviden tunai = Kenaikan
R/E – Laba Bersih ATAU Penurunan R/E +
Laba Bersih
jadi
18.000.000 – (-2.000.000) = 20.000.000
Keuanggulan
metode tidak langsung dengan metode langsung adalah metode tidak langsung
berfokus pada perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari kegiatan
operasi. Artinya metode tidak langsung memberikan hubungan yang bermanfaat
antara laporan arus kas dan laporan laba rugi serta neraca.
PT. ABC (METODE TDK LANGSUNG)
Laporan Arus Kas
Per 31 Des 2012
Kenaikan (penurunan) Kas
|
||
Laba
Bersih
Peny.
Untuk merekonsiliasi laba bersih thd kas bersih yg diterima dr keg. Operasi :
-
Beban Penyusutan
-
Kenaikan piutang usaha
-
Kenaikan persediaan
-
Penurunan beban dbyr dmk
-
Penurunan hutang usaha
Kas Bersih yg ditrima dr keg.
Oprasi
-
Penjualan tanah
-
Pembelian perlatan
Kas bersih yang digunakan o/ keg.
Investasi
-
Penebusan obligasi
-
Penjualan saham biasa
-
Pembayaran deviden tunai
Kas bersih yg ditrima dr keg.
Pembiayaan
Kenaikan
(Penurunan) bersih Kas
Saldo
kas, 1 Jan 2012
Saldo kas, 31 des 2012
|
10.000.000 *a
(2.000.000)
(2.000.000)
1.000.000
(3.000.000)
10.000.000
(10.000.000)
2.000.000
6.000.000
(20.000.000)*b
|
18.000.000
4.000.000
22.000.000
0
0
(12.000.000)
10.000.000
10.000.000
0
|
Note
:
RUMUS
:
a.
Pembayaran deviden tunai = Kenaikan
R/E – Laba Bersih ATAU Penurunan R/E +Laba
Bersih
jadi
18.000.000 – (-2.000.000) = 20.000.000
b.
Beban Penyusutan 10.000.000 *a berasal dari
kenaikan akumulasi gedung dan peralatan
Yi 5.000.000 + 5.000.000 = 10.000.000
12.
Perencanaan
Kas
Aspek
utama perencanaan kas adalah penyusunan anggaran kas. Manajer harus menyiapkan
daftar kegiatan untuk menimbulkan kas (pembelanjaan) dan kegiatan menggunakan
kas (pengoperasian dan penginvestasian). Dengan kata lain manajer harus membuat
proyeksi Cash in flow, Cash out flow dan balance (saldo). Agar tujuan tercapai, ada 2 hal yang harus dilakukan:
1.
Menentukan sumber penerimaan kas, misal; kas dari operasi
rutin, kas dari pelunasan utang jangka panjang, investasi dari pemilik,
penjualan aktiva tetap, mengeluarkan obligasi dll.
2.
Menentukan rencana penggunaan kas, misal; pembayaran dividen,
pembayaran utang jangka panjang, pembelian aktiva tetap, membayar gaji
karyawan, dll
Berdasarkan 2 hal tadi maka manajemen dapat mengetahui seberapa besar kas yang dibutuhkan atau seberapa besar kas yang menganggur, selanjutnya dapat ditentukan langkah selanjutnya terhadap kas yang berlebihan/menganggur.
Berdasarkan 2 hal tadi maka manajemen dapat mengetahui seberapa besar kas yang dibutuhkan atau seberapa besar kas yang menganggur, selanjutnya dapat ditentukan langkah selanjutnya terhadap kas yang berlebihan/menganggur.
13.
Pengawasan Kas /
Pengendalian Kas
1.
Penerimaan Kas
Karena uang yang
diterima oleh perusahaan adalah berbagai sumber seperti penjualan tunai,
pelunasan piutang dan pinjaman, maka prosedur pengawasan dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
a.
Diadakan
pembagian tugas antara fungsi penerimaan, pencatatan dan penyimpaanan kas.
b.
Setiap
penerimaan kas dibuatkan bukti penerimaan kas dan segera dicatat, kemudian
disetorkan ke bank
c.
Dibedakan antara
fungsi pengelolaan kas dan pencatat kas
d.
Dibuat
laporan kas setiap hari.
e.
Secara
intern tanpa pemberitahuan terlebih dahulu diadakan pemeriksaan kas.
2.
Pengeluaran kas
Pengeluaran uang
dalam suatu perusahaan adalah untuk membayar berbagai macam transaksi, maka
prosedur pengawasannya dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a.
Semua
Pengeluaran uang yang relatif cukup besar menggunakan cek
b.
Dibuat
laporan kas setiap hari
c.
Dipisahkan
antara yang menulis cek, menandatangani cek dan yang mencatat pengeluaran
perusahaan.
d.
Diselenggarakan
kas kecil untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan yang sifatnya
rutin.
e.
Diadakan
pemeriksaan dalam jangka waktu yang tidak ditentukan.
3.
Pemeriksaan Kas
Pemeriksaan kas
dapat dilakukan secara mendadak tanpa memberitahukan terlebih dahulu dengan
cara sebagai berikut :
a.
Mencocokkan
saldo kas perusahaan dengan keadaan fisik uang yang ada pada kas perusahaan dan
benda-benda yang ada dalam kas perusahaan.
b.
Mengadakan
pengujian terhadap catatan-catatan dengan kegiatan-kegiatan perusahaan seperti
perusahaan menyimpan uang di bank atau pengeluaran dengan menggunakan cek.
4.
Perhitungan Kas
Perhitungan kas
dapat dilakukan oleh petugas yang tidak bersangkutan dengan pengelola kas dan
saksi-saksi yang telah ditunjuk. Hasil perhitungan harus dilaporkan secara
terperinci mengenai jenis, banyaknya nilai per satuan, dan jumlahnya harus sama
dengan catatan pada laporan kas, kemudian dibuat berita acara.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kas
adalah harta yang dapat digunakan untuk membayar kegiatan operasional
perusahaan atau dapat digunakan untuk membayar kewajiban saat ini. Akun kas
adalah suatu akun yang berfungsi untuk mencatat perubahan uang baik itu dalam
penerimaan uang maupun pengeluaran kas. Yang termasuk dalam akun ini adalah
akun yang berkaitan dengan tunai atau uang dan setara dengan itu.
Suatu
penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari hasil
penjualan investasi jangka panjang, penjualan, penambahan modal, keuntungan
dari operasional perusahaan, dll. Penggunaan kas dapat disebabkan oleh adanya
transaksi-transaksi seperti pembeliaan saham atau obligasi, penarikan kembali
saham yang beredar, pelunasan hutang angsuran hutang, pembelian barang secara
tunai, pengeluaran kas untuk pembayaran
deviden serta adanya kerugian dalam operasi perusahaan.
Dalam
penerimaan kas, pengeluaran kas, pemeriksaan kas maupun perhitungan kas harus
dilakukan pengawasan serta pengendalian agar tidak terjadi kekeliruan atau
kesalahan yang dapat menimbulkan kerugian perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Al. Haryono Yusup, 2001. Dasar-dasar Akuntansi. Penerbit VPP AMP
YKPN, Yogyakarta.
Horngren, Horrison, Robinson
Secokusurno, 2001. Akuntansi Indonesia.
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
James A. Chasin dan Joel. J.Lerner,
1999. Accounting I. Penerbit Library
of Congress Cataloging in Publication Data.
Karrenbrock dan Simons, Intermediate Accounting. Penerbit Balai
Lektur Mahasiswa.
Munandar. Manajemen, 1979. Pokok-pokok Intermidiate Accounting.
Surakarta, Charisma.
R. Soemita A.K, Drs. Akuntan. Dasar-dasar Akuntansi. Jilid 2, Penerbit
Tarsito, Bandung.
Slamet Sugiri & Bogat Agus
Riyono, 2001. Akuntansi Pengantar 1.
Penerbit VPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Soemarsono, 1999. Akuntansi Suatu Pengantar. Penerbit PT.
Rineka Cipta, Jakarta.
Sunarto, SE, MM, 2002. Akuntansi. Penerbit PT. Penapersada,
Jakarta.
Suwardjono, SE, Mscr, 2001. Akuntansi dan Pengantar. (Konsep
Penyelesaian Laporan, Pendekatan Sistem dan Terpadu) Bagian 1. Penerbit BPFE,
Yogyakarta.
WIT & Dr. Erhans Anggawirya,
2000. Akuntansi I. Penerbit PT.
Ercontara Rajawali Jakarta.
Akuntansi Keuangan Menengah by Dwi Martini, Sylvia Veronica NPS, Ratna Wardhani, Aria
Farahmita, Edward Tanujaya (2012)
Akuntansi Keuangan Menengah II, Ratna Mappanyuki (2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar