Selasa, 28 April 2015

PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA (2005-2009)

Pendapatan Nasional disebut juga Produk Domestik Bruto(PDB) atau Gross Domestic Product(GDP) adalah “Nilai barang dan jasa akhir berdasarkan harga pasar, yang diproduksi oleh sebuah perekonomian dalam satu periode dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang berada dalam perekonomian tersebut. Dalam konteks Negara, Indonesia juga menghitung Pendapatan Nasionalnya dalam kurun waktu 1 tahun/periode. Berikut data Pendapatan Nasional Negara Republik Indonesia dari tahun 2005-2009 :


PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA tahun 2005-2009

No
Lapangan Usaha / Industrial Origin
2005
2006
2007
2008
2009

1
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan/Agriculture,Livestock, Foresty and Fishery (%)(TrilliunRp)
13,39% (234,44)
13% (240,13)
13,7% (269,11)
14,5% (301,94)
15,3% (333,08)

2
Pertambangan dan Penggalian/Mining and Quarrying (%)(TrilliunRp)
10,44% (491,28)
11% (203,18)
11,2% (220,01)
10,9% (226,97)
10,5% (228,58)

3
Industri Pengolahan/Manufacturing Industry (%)(TrilliunRp)
28,06% (111,18)
27,5% (507,96)
27% (530,37)
27,9% (580,97)
26,4% (574,72)

4
Listrik, Gas dan Air Bersih/Electricity, Gas and Water Supply (%)(TrilliunRp)
0,92% (16,11)
0,9% (16,62)
0,9% (17,68)
0,8% (16,66)
0,8% (17,42)

5
Konstruksi/Construction (%)(TrilliunRp)
6,35% (111,18)
7,5% (138,54)
7,7% (151,25)
8,5% (177,00)
9,9% (215,52)

6
Perdagangan, Hotel dan Restoran/Trade, Hotel and Restaurant (%)(TrilliunRp)
15,75% (275,75)
15% (277,07)
15% (294,65)
14% (291,52)
13,4% (291,72)

7
Pengangkutan dan Komunikasi/Transport and Communication (%)(TrilliunRp)
6,63% (116,08)
6,9% (127,45)
6,7% (131,61)
6,3% (131,18)
6,3% (137,15)

8
Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan/Finance, Real Estate and Business Services (%)(TrilliunRp)
8,36% (146,37)
8,1% (149,62)
7,7% (151,25)
7,4% (154,10)
7,2% (156,74)

9
Jasa-jasa/Services (%)(TrilliunRp)
10,1% (176,83)
10,1% (186,56)
10,1% (198,40)
9,7% (201,99)
10,2% (222,05)


Produk Domestik Bruto/Gross Domestic Product
100 (1679,22)
100 (1847,13)
100 (1964,33)
100 (2082,33)
100 (2176,98)


PDB Tanpa Migas /GDP Without Oil and Gas (%) (TrilliunRp)
88,93% (1557,01)
88,9% (1642,10)
89,5% (1758,10)
89,4% (1861,59)
91,7% (1996,29)


Sumber : Biro Pusat Statistik

Dari data tersebut bisa  kita simpulkan bahwa setiap tahunnya Indonesia mengalami peningkatan Pendapatan Nasional. Indonesia juga menjadi salah satu negara dengan PDB terbesar didunia. Pada tahun 2005 Pendapatan Nasional Indonesia terbesar dipasok dari sektor pertambangan sebesar Rp 491,28 triliuni. Dilihat dari PDB tanpa Migas juga tidak terpaut jauh dari PDB dengan migas, itu berarti sektor tersebut memberikan PDB yang cukup besar. Sedangkan mulai dari tahun 2006 hingga 2009 sektor Industri yang paling besar menyumbang Pendapatan Nasional. Dapat dikatakan bahwa Indonesia saat ini berkembang menjadi Negara Industri walaupun Indonesia disebut sebagai negara Agraris. Mengapa demikian ? Indonesia menpunyai peluang besar untuk menjadi Negara Industri dengan SDM yang ada dan dengan adanya teknologi yang berkembang cukup pesat saat ini. Dengan menjadikan Industri sebagai tonggak utama Pembangunan dan diberdayakannya SDM yang ada, bukan tidak mungkin Indonesia dapat menciptakan peluang usaha guna mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan serta meningkatkan derajat hidup rakyat banyak.



NAMA - NAMA PERKIRAAN AKUN

NAMA - NAMA PERKIRAAN ( AKUN ) DAN ISTILAH DALAM BAHASA INGGRIS
Account Title Artinya
Assets Harta
Current Assets Harta Lancar
 Cash In Bank Kas di Bank
Petty Cash Kas Kecil
Account Receivable Piutang Dagang
Allowance For Doubtful Debt Penyisihan Kerugian Piutang
Furniture And Fixture Perabot & Inventaris
Interest Receivable Piutang Bunga
Notes Receivable Piutang Wesel
Merchandise Inventory Persediaan Barang Dagangan
Marketable Securities Surat-Surat Berharga
Supplies Perlengkapan
Store Supplies Perlengkapan Toko
Office Supplies Perlengkapan Kantor
Prepaid Advertising Iklan Dibayar Dimuka
Prepaid Expense Biaya Dibayar Dimuka
Prepaid Insurance Ansuransi Dibayar Dimuka
Prepaid Rent Sewa Dibayar Dimuka
Long Term Investment Investasi Jangka Panjang
Investment In Bond Investasi Dalam Obligasi
Investment In Common Stock Investasi Dalam Saham
Temporary Investment Investasi Jangka Pendek
 Fixed Assets Harta Tetap
 Equipment Peralatan
Acumulated depreciation of equipment Akumulasi Penyusutan Peralatan
Store Equipment Peralatan Toko
Acumulated depreciation of store equipment Akumulasi Penyusutan Peralatan Toko
Office Equipment Peralatan Kantor
Acumulated depreciation of office equipment Akumulasi Penyusutan Peralatan Kantor
Building Gedung
Acumulated depreciation of building Akumulasi Penyusutan Gedung
Land Tanah
Acumulated depreciation of land Akumulasi Penyusutan Tanah
Machine Mesin
Acumulated depreciation of machine Akumulasi Penyusutan Mesin
Motor Vehicle Kendaraan
Acumulated depreciation of motor vehicle Akumulasi Penyusutan Kendaraan
Vat In PPN Masukan
 Intangible Fixed Assets Harta Tidak Berwujud
 Goodwill Nama Baik
Franchise Hak Istimewa
Leasing Hak Sewa
 Liabilities Kewajiban
 Account Payable Hutang Dagang
Bank Payable / Loan From Bank Hutang Bank
Bond Payable Hutang Obligasi
Interest Payable Hutang Bunga
Mortgage Payable Hutang Hipotek
Notes Payable Hutang Wesel
Salaries Payable Hutang Gaji
Tax Payable Hutang Pajak
Accrued Expense Hutang Biaya
Unearned Rent Sewa Diterima Dimuka
Unearned Revenue Pendapatan Diterima Dimuka
Vat Out PPN Keluaran
 Equity Modal
 Paid Up Capital Setoran Modal
Prive Pengambilan Pribadi
Drawing Pengambilan Pribadi
Devidend Pengambilan Saham
Income Summary Ikhtisar Laba Rugi
Common Stock Saham
Preferred Stock Saham Preferen / Istimewa
Retained Earning Laba Di Tahan
 Revenue Pendapatan
 Sales Penjualan
Sales Return Pengembalian Penjualan
Sales Discount Potongan Penjualan
Commosion Income Pendapatan Dari Komisi
Consignment Income Pendapatan Dari Konsinyasi
Fare Income Pendapatan Dari Angkutan
Fees Earned Honor
Income From Joint Venture Pendapatan Dari Usaha Petungan
Interest Income Pendapatan Bunga
Other Income Pendapatan Lain-Lain
Recovery Income Pendapatan Diterima Kembali
Rent Income Pendapatan Sewa
Purchase Pembelian
Purchase Return Pengembalian Pembelian
Purchase Discount Potongan Pembelian
Cost Of Goods Sold Harga Pokok Penjualan
 Expense Biaya
 Advertising Expense  Biaya Iklan
Telephone & Electeicity Expense Biaya Telepon dan Listrik
Store Supplies Expense Biaya Perlengkapan Toko
Bad Debt Expense Biaya Kerugian Piutang
Depreciation Expense Biaya Penyusutan Harta
Insurance Expense Biaya Asuransi
Rent Expense Biaya Sewa
Wages & Salaries Expense Biaya Upah dan gaji
Other Operating Expense Biaya Operasi Lainnya
Office Salaries Expense Biaya Gaji Kantor
Store Salaries Expense Biaya Gaji Toko
Salesmen Salaries Expense Biaya Gaji Bagian Penjualan
Supplies Expense Biaya Perlengkapan Toko
Office Supplies Expense Biaya Perlengkapan Kantor
Administrative Expense Biaya Administrasi
Interest Expense Biaya Bunga
Miscellanious Expense Biaya Rupa-Rupa
Motor Vehicle Expense Biaya Kendaraan
Utilities Expense Biaya Prasarana
Bank Service Charge Biaya Administrasi Bank
Income Tax Expense Biaya Pajak Penghasilan
Depreciation Expense Of Building Biaya Penyusutan Gedung
Depreciation Expense Of Equipment Biaya penyusutan Peralatan
Depreciation Expense Of Furniture And Fixture Biaya Penyusutan Perabot/Inventaris
Depreciation Expense Of Machine Biaya Penyusutan Mesin
Depreciation Expense Of Motor Vehicle Biaya Penyusutan Kendaraan
Depreciation Expense Of Office Equipment Biaya Penyusutan Peralatan Kantor
Depreciation Expense Of Store Equipment Biaya Penyusutan Peralatan Toko
Freight In Ongkos Angkut Pembelian
Freight Out Ongkos Angkut Penjualan

Contoh Soal & Penyelesaian Rekonsiliasi Bank


Contoh Soal & Penyelesaian Rekonsiliasi Bank

Berdasarkan catatan perusahaan,  per 30 September 2010,  saldo uang  yang  di Bank menunjukan jumlah Rp. 92.800.000, sedangkan menurut laporan yang  diterima dari Bank menunjukansaldo  Rp. 76.500.000
Setelah diteliti, ternyata perbedaaannya disebabkan oleh beberapa transaksi tersebut:
  1. Pembayaran utang kepada PT. Nikmat sebesar Rp. 24.600.000 via Bank beserta biaya transfer Rp. 400.000 oleh Bank telah dibuikukan tapi perusahaan belum membukukannya.
  2. Sebuah cek yang dikeluarkan oleh perusahaan lain sebesar Rp. 9.500.000 telah keliru terbukukan oleh Bank ke rekening perusahaan kami.
  3. Penjualan tunai sebesar 12.000.000  dengan  menerima sebuah biro bilyet ternyata setelah disetorkan le Bank tidak ada dananya.
  4. Kuitansi PT.   Restu yang  diserahkan kepada Bank  untuk ditagih sebesar Rp.  11.800.000   telah diterima oleh Bank dan  Bank  memperhitungkan ongkos tagihnya sebesar Rp. 200.000.  Kejadian ini oleh perusahaan belum dibukukan.
  5. Sebuah cek yang diterima dari PT. Ramdani sebesar Rp. 12.300.000 dan langsung disetorkan ke Bank ternyata oleh perusahan terbukukan sebesar Rp. 13.2000.000.
  6. Setoran uang kepada Bank berupa cek sebesar Rp. 15.000.000 dan bilyet goro Rp. 6.000.000 pada tanggal 30 September 2010, ternyata oleh Bank baru dibukukan tanggal 01 Oktober 2010.
  7. Pembayaran utang kepada Bpk. Tampan dengan cek  sebesar Rp.  8.300.00  ternyata,  oleh yang bersangkutan sampai akhir Desember belum dicairkan.
  8. Penjualan saham oleh Bank  dengan nilai kurs Rp.  28.500.000,  Bank  memperhitungkan provisi dan  materai Ro. 200.000, ternyata oleh p[erusahaan belum dibukukan
  9. Perusahaan mengambil uang di  Bank  sebesar Rp.  15.200.000  ternyata  oleh  Bank  dibukukan  Rp.  12.500.000.
  10. Bank  telah mendebet rekening perusahaan Rp.  400.000  untuk  biaya administrasi dan   utang bunga  Rp.  1.600.000.
Berdasarkan data diatas, susunlah rekonsiliasi Bank per 30 September 2010! Dan sediakanlah jurnal-jurnal yang diperlukan.
Jawaban :

Format Rekonsiliasi
2. Jurnal Adjustment




MANAJEMEN EDISI 2 BY T.H. HANDOKO (BAB 8-16)


1.       Pengorganisasian dan Struktur Organisasi

Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengantujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yangmelingkupinya. Dua aspek utama proses penyusunan struktur organisasi adalah departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi merupakan pengelompokankegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan yang sejenis dan salingberhubungan dapat dikerjakan bersama. Pembagian kerja adalah pemerincian tugaspekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab untuk danmelaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas. Kedua aspek ini merupakan dasar prosespengorganisasian suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secaraefisien dan efektif.
Struktur organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola.Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan , tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatuorganisasi.Adapun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalahsebagai berikut :
a)        Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya.
b)        Teknologi yang digunakan
c)        Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi.
d)       Ukuran organisasi.

Unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari :
a)        Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dankelompok kerja dalam organisasi dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadisatuan-satuan kerja.
b)        Standardisasi kegiatan.
c)        Koordinasi kegiatan.
d)       Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan.
e)        Ukuran satuan kerja.

c.         Bagan Organisasi Formal

Bagan organisasi menggambarkan lima aspek utama suatu struktur organisasi, yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
a)      Pembagian kerja.
b)      Manajer dan bawahan atau rantai perintah.
c)      Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan.
d)     Tipe pekerjaan yang dilaksanakan.
e)      Tingkatan manajemen.

Departementalisasi fungsional mengelompokan fungsi-fungsi yang sama atau kegiatan-kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Kebaikan pendekatanfungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsiutama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi, danmemungkinkan pengawasan manajemen puncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi. Kelemahan struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkankemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan, memberikan tanggapan lebihlambat terhadap perubahan, hanya memusatkan pada kepentingan tugas-tugasnya, danmenyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.

e.         Departementalisasi Divisional

Departementalisasi dibagi menjadi 4 bagian divisi-divisi, yaitu :
a)        Struktur organisasi divisional atas dasar produk.
b)        Struktur organisasi divisional atas dasar wilayah.
c)        Struktur organisasi divisional atas dasar langganan.
d)       Struktur organisasi divisional atas dasar proses atau peralatan.

Kebaikan struktur divisional yaitu :
a)        Meletakan koordinasi dan wewenang yang diperlukan pada tingkat yang sesuai bagi pemberian tanggapan yang cepat.
b)        Menempatkan pengembangan dan implementasi strategi dekat dengan lingkungan divisi yang khas.
c)        Merumuskan tanggung jawab secara jelas dan memusatkan perhatian pada pertanggung jawaban atas prestasi kerja, yang biasanya diukur dengan laba atau rugi divisi.


Kelemahan struktur divisional yaitu:
a)        Menyebabkan berkembangnya persaingan “dysfunctional” potensial antar sumber daya-sumber daya perusahaan dan konflik antara tugas-tugas dan prioritas-prioritas.
b)        Masalah seberapa besar delegasi wewenang yang diberikan kepada manajer-manajer divisi.
c)        Masalah kebijaksanaan dalam alokasi sumber daya dan distribusi biaya-biaya overhead perusahaan.

f.          Organisasi Proyek dan Matriks

Bentuk organisasi proyek dan matriks adalah tipe departementalisasi campuran (hybrid design). Kedua struktur organisasi ini tersusun dari satu atau lebih tipe-tipe departementalisasi lainnya. Struktur proyek dan matriks bermaksud untuk mengkombinasikan kebaikan-kebaikan kedua tipe desain fungsional dan divisional dengan menghindarkan kekurangan-kekurangannya. Struktur organisasi proyek atau departementalisasi proyek menyangkut pembentukan tim-tim spesialis yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan khusus. Sedangkan struktur organisasi matriks atau departementalisasi matriks adalah sama dengan departementalisasi proyek dengan satu perbedaan pokok. Dalam sturktur matriks, para karyawan mempunyai dua atasan sehingga mereka berada di bawah dua wewenang.
Kebaikan organisasi matriks dapat diperinci sebagai berikut :
a)        Memaksimumkan efisiensi penggunaan manajer-manajer fungsional.
b)        Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan karyawan dan merupakan tempat latihan yang baik bagi manajer-manajer strategic.
c)        Melibatkan, memotivasi dan menantang karyawan serta memperluas pandangan manajemen menengah terhadap masalah-masalah strategik perusahaan.
Kelemahan organisasi matriks dapat diperinci sebagai berikut :
a)        Pertanggung jawaban ganda dapat menciptakan kebingungan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang kontradiktif.
b)        Sangat memerlukan koordinasi horizontal dan vertical.
c)        Memerlukan lebih banyak ketrampilan-ketrampilan antar pribadi.

g.         Kelompok-kelompok kerja formal organisasi

Organisasi mempunyai tiga tipe utama kelompok-kelompok kerja formal : kesatuan tugas khusus, panitia, dan dewan atau komisi.Kesatuan tugas khusus (task forces). Kesatuan tugas khusus atau tim proyek dibentuk untukmenangani suatu masalah atau tugas khusus.Panitia tetap (standing committees) dan panitia Ad hoc. Adalah bagian tetap dari struktursuatu organisasi yang dibentuk guna menangani tugas yang terus menerus ada dalamorganisasi. Tujuan dibentuknya panitia manajemen terutama adalah untuk mengkoordinasikan dan mempertukarkan informasi, memberi saran manajemen puncak, atau bahkan membuat keputusan-keputasan sendiri.
Ø  Kegunaan panitia
a)        Keputusan-keputusan dengan kualitas lebih baik.
b)        Meningkatkan penerimaan.
c)        Memperbaiki koordinasi.
d)       Tempat latihan bagi manajer.
e)        Penyebaran kekuasaan.
f)         Menghindarkan konsekuensi yang tidak menyenangkan.
Ø  Kerugian panitia
a)        Pemborosan waktu dan uang.
b)        Dominasi individu.
c)        Adanya persetujuan dan kompromi terlebih dahulu.
d)       Kurangnya tanggung jawab.

2.       Koordinasi dan Rentang Manajemen

Koordinasi (coordination) adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional)suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. Tanpa koordinasi,individu-individu dan departemen-departemen akan kehilangan pegangan atas perananmereka dalam organisasi. Mereka akan mulai mengejar kepentingan sendiri, yang seringmerugikan pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.
Menurut James D. Thompson, ada tiga macam saling ketergantungan di antara satuan-satuan organisasi, yaitu :
1)        Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence).
2)        Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependence).
3)        Saling ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependence).

Mekanisme-mekanisme dasar untuk pencapaian koordinasi adalah komponen-komponenvital manajemen yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
a)        Hirarki Manajerial,
b)        Aturan dan prosedur.
c)        Rencana dan penetapan tujuan.

b.        Meningkatkan Koordinasi Potensial

Bila mekanisme pengkoordinasian dasar tidak cukup, investasi dalam mekanisme-mekanisme tambahan diperlukan. Koordinasi potensial dapat ditingkatkan dalam dua caravertikal dan horizontal :
a)        Sistem Informasi Vertikal. Peralatan melalui mana data disalurkan melewatitingkatan-tingkatan organisasi.
b)        Hubungan-hubungan lateral (horizontal), ada beberapa hubungan lateral, yang dapatdiperinci sebagai berikut :
1.        Kontak langsung antara individu-individu yang dapat maningkatkan efektivitasdan efisiensi kerja.
2.        Peranan hubungan.
3.        Panitia dan satuan tugas.
4.        Pengintegrasian peranan-peranan.
5.        Peranan penghubung manajerial.
6.        Organisasi matriks.

a)        Faktor – faktor yang berhubungan degan situasi.
1.        Perkerjaan bersifat rutin
2.        Operasi – operasi stabil
3.        Perkerjaan bawahan sejenis
4.        Bawahan dapat tidak tergantung suatu denan yang lain.
5.        Prodesur – prodesur dan metode – metode dibuat secara baik dan telah diformalisasi.
6.        Perkerjaan tidak membutuhkan tingkat pengawasan yang tinggi.
b)        Faktor – faktor yang berhubungan dengan bawahan.
1.        Bawahan adalah terlatih baik untuk perkerjaan tertentu
2.        Bawahan lebuh senang berkerja tanpa pengawasan ketan.
c)        Faktor – faktor yang berhubungan dengan atasan
1.        Manajer adalah terlatih baik dan berkemampuan tinggi
2.        Manajer menerima bantuan dalam pelaksanaan kegiatan- kegiatan pengawasannya
3.        Manajer tidak mempunya kegiatan – kegiatan tambahan selama pengwasan dilaksanakan
4.        Manajer lebih menyukai gaya pengawasan yang lepas dari pada ketat.

3.       Wewenang, Delegasi, dan Desentralisasi

Wewenang dapat diperbandingkan dengan sistem syaraf pada manusia. Tanpa otak dansyaraf, tubuh manusia tidak dapat berfungsi. Tampa suatu sistem wewenang, suatuorganisasi juga tidak dapat berfungsi. Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukansesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agartercapai tujuan tertentu.Kekuasaan (power) sering dicampur adukan dengan wewenang. Meskipun kekuasaan dan wewenang sering ditemui bersama, tetapi keduanya berbeda. Bila wewenang adalah hakuntuk melakukan sesuatu, kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan hak tersebut.Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan atau kejadian. Wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan menyebabkan konflik dalam organisasi.
Ada banyak sumber kekuasaan, yaitu :
1)        Kekuasaan balas jasa (reward power).
2)        Kekuasaan paksaan (coercive power).
3)        Kekuasaan sah (legitimate power).
4)        Kekuasaan pengendalian informasi (control of information power).
5)        Kekuasaan panutan (referent power).
6)        Kekuasaan ahli (expert power).

a.         Delegasi Wewenang

Delegasi dapat didefinisikan sebagai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formalkepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Delegasi wewenang adalah prosesdi mana para manajer mengalokasikan wewenang ke bawah kepada orang-orang yangmelapor kepadanya. Empat kegiatan terjadi ketika delegasi dilakukan :
a)        Pendelegasi menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan.
b)        Pendelegasi melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan atautugas.
c)        Penerimaan delegasi, baik implisit atau eksplisit, menimbulkan kewajiban atautanggung jawab.
d)       Pendelegasi menerima pertanggungjawaban bawahan untuk hasil-hasil yang dicapai.Efektivitas delegasi merupakan faktor utama yang membedakan manajer sukses danmanajer tidak sukses.
Efektivitas delegasi merupakan faktor utama yang membedakan manajer sukses dan manajer tidak sukses.

b.        Sentralisasi Versus Desentralisasi

Faktor penting lainnya yang menentukan efektivitas organisasi adalah derajat sentralisasiatau desentralisasi wewenang. Konsep sentralisasi, seperti konsep delegasi, berhubungandengan derajat di mana wewenang dipusatkan atau disebarkan. Bila delegasi biasanya berhubungan dengan seberapa jauh manajer mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan yang secara langsung melapor kepadanya, desentralisasi adalah konsep yang lebih luas dan berhubungan dengan seberapa jauh manajemen puncakmendelegasikan wewenangke bawah ke divisi-divisi, cabang-cabang atau satuan-satuanorganisasi tingkat lebih bawah lainnya. Sentralisasi adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang pada tingkatan atas suatuorganisasi. Desentralisasi adalah penyebaran atau pelimpahan secara meluas kekuasaan danpembuatan keputusan ke tingkatan-tingkatan organisasi yang lebih rendah.Keuntungan-keuntungan desentralisasi adalah sama dengan keuntungan-keuntungandelegasi, yaitu mengurangi beban manajer puncak, memperbaiki pembuatan keputusankarena dilakukan dekat dengan permasalahan, meningkatkan latihan, moral dan inisiatif manajemen bawah, dan membuat lebih fleksibel dan lebih cepat dalam pembuatankeputusan.

c.         Faktor-faktor yang Mempengaruhi Derajat Desentralisasi

a)        Filsafat manajemen.
b)        Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi.
c)        Strategi dan lingkungan organisasi.
d)       Penyebaran geografis organisasi.
e)        Tersediannya peralatan pengawasan yang efektif.
f)         Kualitas manajer.
g)        Keaneka-ragaman produk dan jasa.
h)        Karakteristik-karakteristik organisasi lainnya.

4.       Penyusunan Personalia

Penyusunan personalia adalah fungsi manajemen yang berkenaan dengan penarikan,penempatan, pemberian latihan, dan pengembangan anggota-anggota organisasi. Kegiatan-kegiatan penyusunan personalia sangat erat hubungannya dengan tugas-tugaskepemimpinan, motivasi, dan komunikasi, sehingga pembahasannya sering ditempatkansebagai bagian dari fungsi pengarahan.
Langkah-langkahnya yaitu :
a)        Perencanaan sumber daya manusia.
b)        Penarikan.
c)        Seleksi.
d)       Pengenalan dan orientasi.
e)        Latihan dan pengembangan.
f)         Penilaian pelaksanaan kerja.
g)        Pemberian balas jasa dan penghargaan.
h)        Perencanaan dan pengembangan karier.

b.        Perencanaan Sumber Daya Manusia

Untuk menyediakan tipe dan jumlah karyawan secara tepat dalam pencapaian tujuan organisasi. Ada tiga bagian perencanaan personalia :
a)        penentuan jabatan-jabatan yangharus diisi, kemampuan yang dibutuhkan karyawan untuk melaksanakan pekerjaantersebut, dan berapa jumlah karyawan yang dibutukan.
b)        pemahaman pasar tenaga kerjadi mana karyawan potensial ada.
c)        pertimbangan kondisi permintaan dan penawarankaryawan.

c.         Penarikan Dan Seleksi Karyawan

Penarikan berkenaan dengan pencarian dan penarikan sejumlah karyawan potensial yangakan diseleksi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi.Seleksi adalah pemilihan seseorang tertentu dari sekelompok karyawan-karyawan potensialuntuk melaksanakan suatu jabatan tertentu.Prosedur seleksi. Langkah-langkah dalam prosedur seleksi yang biasa digunakan adalah :
a)        Wawancara pendahuluan.
b)        Pengumpulan data-data pribadi.
c)        Pengujian.
d)       Wawancara yang lebih dalam.
e)        Pemeriksaan referensi-referensi prestasi.
f)         Pemeriksaan kesehatan.
g)        Keputusan pribadi.
h)        Orientasi jabatan.

d.        Pemberian Kompensasi Kepada Karyawan

Kompensasi adalah pemberian kepada karyawan dengan pembayaran finansial sebagaibalas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan sebagai motivator untuk pelaksanaankegiatan di waktu yang akan datang.

a)      Kesediaan  membayar.
b)      Kemampuan  membayar.
c)      Persyaratan-persyaratan pembayaran.

f.          Pemeliharaan Kesehatan Dan Keamanan

Bidang manajemen yang semakin penting adalah pemeliharaan kesehatan dan keamanan karyawan. Perusahaan memperhatikan hal ini untuk memberikan kepada karyawan, kondisikerja yang kebih sehat dan lebih aman serta menjadi lebih bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan tersebut, terutama bagi perusahaan-perusahaan yang mengalami tingkatkecelakaan yang tinggi. Program ini dapat dilakukan dengan penyediaan dokter dan klinikkesehatan perusahaan, pengaturan tempat kerja yang sehat dan aman, pelaksanaankegiatan-kegiatan pencegahan, ataupun penyediaan alat-alat pengamanan.
.

5.       Motivasi

Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara perilakumanusia. Motivasi ini merupakan subyek yang penting bagi manajer, karena menurutdefinisi manajer harus bekerja dengan dan melalui orang lain. Manajer perlu memahamiorang-orang berprilaku tertentu agar dapat mempengaruhinya untuk bekerja sesuai denganyang diinginkan organisasi.motivasi adalah juga subyek membingungkan, karena motif tidak dapat diamati atau diukur secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari perilaku orangyang tampak.Motivasi bukan hanya satu-satunya faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang. Dua faktor lainnya yang terlibat adalah kemampuan individu dan pemahaman tentang perilaku yang diperlakukan untuk mencapai prestasi yang tinggi atau disebut persepsi peranan. Motivasi, kemampuan, dan persepsi peranan adalah saling berhubungan. Jadis alah satu faktor rendah, maka tingkat prestasi akan rendah, walaupun faktor-faktor lainnya tinggi.

a.         Teori-teori Motivasi

Teori-teori Motivasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu petunjuk, isi danproses.Teori-teori petunjuk (prescriptive theories) mengemukakan bagaimana memotivasi parakaryawan. Teori-teori ini didasarkan atas pengalaman coba-coba.Teori-teori isi (content theories), kadang-kadang disebut teori-teori kebutuhan (needtheories), adalah berkenaan dengan pertanyaan apa penyebab-penyebab perilaku atau memusatkan pada pertanyaan “apa” dari motivasi. Teori-teori proses (process theories) berkenaan dengan bagaimana perilaku dimulai dan dilaksanakan atau menjelaskan aspek “bagaimana” dari motivasi.

b.        Motivasi Adalah Lebih Dari Sekedar Teknik-Teknik

Motivasi adalah lebih inklusif dari sekedar aplikasi berbagai peralatan atau cara tertentuuntuk mendorong peningkatan keluaran. Motivasi juga adalah filsafat, atau pandangan hidup yang dibentuk berdasarkan kebutuhan dan keinginan karyawan. Jadi, penting diperhatikan oleh manajer bahwa teori-teori motivasi harus digunakan secara bijaksana. Manajer yang dapat melihat motivasi sebagai sistem, yang mencakup sifat-sifat individu,pekerjaan, dan situasi kerja; dan memahami hubungan antara insentif, motivasi danproduktifitas, mereka akan mampu memperkirakan perilaku bawahan. Hanya manajer yangmengetahui hal ini dan mengetahui bagaimana menerapkannya dapat mengharapkan realisasi peningkatan produktifitas dari para karyawan.

6.       Komunikasi dalam Organisasi

Manajemen sering mempunyai masalah tidak efektifnya komunikasi. Padahal komunikasi yang efektif adalah penting bagi para manajer, paling tidak untuk dua alasan. Pertama,komunikasi adalah proses melalui mana fungsi-fungsi manajemen perencanaan,pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat dicapai. Kedua, komunikasi adalah kegiatan untuk mana para manajer mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka. Proses komunikasi memungkinkan manajer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Jadi,manajer dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen mereka hanya melalui interaksi dankomunikasi dengan pihak lain.

a.         Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasidari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih darisekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi,titik putus vokal dan sebagainya.Komunikasi, sebagai suatu proses dengan mana orang-orang bermaksud memberikanpengertian-pengertian melalui pengiringan berita secara simbolis, dapat menghubungkanpara anggota berbagai satuan organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula,sehingga sering disebut rantai pertukaran iniformasi. Konsep ini mempunyai unsur-unsur :
a)        suatu kegiatan untuk membuat seseorang mengerti,
b)        suatu sarana pengaliran informasidan
c)        suatu sistem bagi terjalinnya komunikasi di antara individu-individu.

b.        Saluran Komunikasi Dalam Organisasi

a)        Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal terdiri atas komunikasi ke atas dan ke bawah sesuai rantai perintah. Komunikasi ke bawah (downward communication) dimulai dar manajemen puncak kemudian mengalir ke bawah melalui tingkatakan-tingkatan manajemen sampai ke karyawan lini dan personalia paling bawah. Maksud utama komunikasi ke bawah adalah untuk memberi pengarahan, informasi, instruksi nasehat/saran dan penilaian kepada bawahan serta memberikan informasi kepadapara anggota organisasi tentang tujuan dan kebijaksanaan organisasi.Fungsi utama komuniksasi ke atas (upward communication) adalah untuk mensuplaiinformasi kepada tingkatan manajemen atas tentang apa yang terjadi pada tingkatanbawah.
b)        Komunikasi Lateral atau Horizontal
Komunikasi lateral atau horizontal meliputi hal-hal berikut ini :
1.        Komunikasi di antara para anggota dalam kelompok kerja yang sama.
2.        Komunikasi yang terjadi antara dan di antara departemen-departemen padatingkatan organisasi yang sama.
c)        Komunikasi Diagonal
Komunikasi Diagonal Merupakan komunikasi yang memotong secara menyilang diagonal rantai perintahorganisasi. Hal ini sering terjadi sebagai hasil hubungan-hubungan departemen linidan staf.

a)        Cari kejelasan gagasan - gagasan terlebih dahulu sebelum dikomunikasikan.
b)        Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi.
c)        Pertimbangkan keadaan phisik dan manusia keseluruhan kapan saja komunikasi akandilakukan.
d)       Konsultasikan dengan pihak-pihak lain, bila perlu dalam perencanaan komunikasi.
e)        Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi dasar berita selamaberkomunikasi.
f)         Ambil kesempatan, bila timbul, untuk mendapatkan segala sesuatu yang membantuatau umpan balik.
g)        lebih lanjut komunikasi yang telah dilakukan.
h)        Perhatikan konsistensi komunikasi.
i)          Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi.
j)          Jadilah pendengar yang baik, berkomunikasi tidak hanya untuk dimengerti tetapiuntuk mengerti.

7.       Kepemimpinan

Dalam kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja,keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan kritis dalam membantu kelompok, organisasi, atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka. Bagaimanapun juga, kemampuan dan ketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor penting efektifitas manajer.

Seperti manajemen, kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula. Menurut Stoner, kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruhpada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut, yaitu:
a)        kepemimpinan menyangkut orang lain, bawahan atau pengikut.
b)         kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok.
c)        selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau pengikut,pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh.
Kepemimpinan adalah bagian penting manajemen, tetapi tidak sama dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.

Pendekatan perilaku membahas orientasi atau identifikasi pemimpin. Aspek pertamapendekatan perilaku kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya. Agar kelompok berjalan dengan efektif, seseorang harus melaksanakan dua fungsi utama :
a)        fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (“task-related”) atau pemecahan masalah. Fungsi pertama menyangkut pemberian saran penyelesaian,informasi dan pendapat.
b)        fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (“groupmaintenance”) atau sosial. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang dapat membantukelompok berjalan lebih lancar, persetujuan dengan kelompok lain, penengahan perbedaan pendapat, dan sebagainya.

Dalam organisasi, seperti juga dalam kehidupan lainnya, dibutuhkan fleksibilitas. Inimembantu untuk menanggapi terhadap orang-orang dan situasi-situasi secara tepat danmembuat penyesuaian bila terjadi penyimpangan dari antisipasi. Sebagai manajer, semuaorang harus berhati-hati terhadap berbagai macam gaya kepemimpinan yang tersedia.Pengetahuan tentang teori-teori yang telah dibahas di muka dalam bab ini, akan membantuuntuk mengidentifikasikan, perilaku kepemimpinan yang paling tepat.

8.       Perubahan dan Pengembangan Organisasi

Manajer senantiasa harus mengantisipasi perubahan-perubahan dalam lingkungan yangakan mensyaratkan penyesuaian-penyesuaian design organisasi di waktu mendatang. Perubahan-perubahan dalam lingkungan dapat berwujud perkembangan teknologi, perubahan kondisi ekonomi dan politik, perubahan kualitas dan sikap karyawan, semakin pentingnya tanggung jawab sosial organisasi, dan sebagainya. Pengelolaan perubahan secara efektif tidak hanya diperlukan bagi kelangsungan hidup organisasi tetapi juga sebagaitantangan pengembangan.

Pengantar perubahan (change agent) adalah individu yang bertanggung jawab atas peranankepemimpinan dalam proses pengelolaan perubahan. Individu, kelompok atau organisasiyang merupakan sasaran perubahan disebut sistem klien. Pengantar perubahan dapatberasal dari para anggota organisasi atau dapat sebagai konsultan dari luar organisasi.Program-program perubahan yang kompleks dan jangka panjang biasanya memerlukan pengantar perubahan dari luar, mungkin karena ketrampilan atau keahlian khusus diperlukan, atau tidak mengganggu operasi harian. Konsultan dari luar yang tanpa vestedinterest dalam organisasi sering lebih dipercaya, didengarkan dan dapat melakukanpertimbangan-pertimbangan obyektif.


Proses pengelolaan perubahan harus mencakup dua gagasan dasar bila perubahan adalahmengarah pada efektifitas organisasi. Pertama, ada redistribusi kekuasaan dalam strukturorganisasi. Kedua, redistribusi ini dihasilkan dari proses perubahan yang bersifatpengembangan.

a)        tekanan dan desakan. Proses mulai ketika manajemen puncak mulai merasaadanya kebutuhan atau tekanan akan perubahan.
b)        intervensi dan reorientasi. Konsultan atau pengantar perubahan dari luar seringdigunakan untuk merumuskan masalah dan memulai proses dengan membuat para anggotaorganisasi untuk memusatkan perhatiannya pada masalah tersebut.Tahap
c)        diagnosa dan pengenalan masalah. Informasi dikumpulkan dan dianalisa olehpengantar perubahan dan manajemen.
d)       penemuan dan komitmen pada penyelesaian. Pengantar perubahan hendaknyamerangsang pemikiran dan mencoba untuk menghindari penggunaan“metoda-metodalama yang sama” Penyelesaian-penyelesaian diketemukan melalui pengembangan secarakreatif, alternative-alternatif baru dan masuk akal.
e)        percobaan dan pencarian hasil-hasil. Penyelesaian-penyelesaian yang dikembangkan pada tahap 4 biasanya diuji dalam program-program percobaan berskala kecil dan hasil-hasilnya dianalisa.Tahap
f)         penguatan dan penerimaan. Bila serangkaian kegiatan telah diuji dan sesuaidengan keinginan, harus diterima secara sukarela.

d.        Berbagai Kondisi bagi Keberhasilan Program-Program PO

French dan Bell telah mengidentifikasi sekumpulan kondisi yang diperlukan bagi suksesprogram PO, yang secara ringkas dapat diperinci sebagai berikut :
a)        Pengenalan oleh manajer puncak atau lainnya bahwa organisasi mempunyai berbagai masalah.
b)        Ahli keperilakuan dari luar organisasi sebagai konsultan.
c)        Dukungan dan keterlibatan para manajer tingkat atas.
d)       Keterlibatan para  pemimpin kelompok kerja.
e)        Pencapaian sukses awal dengan usaha PO.
f)         Pendidikan bagi para anggota organisasi tentang PO.
g)        Penghargaan terhadap kekuatan-kekuatan para manajer.
h)        Keterlibatan para manajer departemen personalia.
i)          Pengembangan sumber daya PO internal.
j)          Manajemen efektif program PO.
k)        Pengukuran hasil-hasil.
PO adalah bukan“obat mujarab” yang akan memecahkan semua masalah organisasi. Hal ini memerlukan dukungan manajemen puncak dan telah terbukti bekerja lebih baik dalamlingkungan dengan kondisi-kondisi diatas di banding lainnya.

9.       Manajemen Konflik

Konflik biasanya timbul dalam organisasi sebagai hasil adanya masalah-masalah komunikasi, hubungan pribadi, atau struktur organisasi. Secara ringkas penyebab-penyebab tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1)        Komunikasi : salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti, atau informasi yang mendua dan tidak lengkap, serta gaya individu manajer yang tidak konsisiten.
2)        Struktur : pertarungan kekuasaan antar departemen dengan kepentingan-kepentingan atau sistem penilaian yang bertentangan, persaingan untuk
memperebutkan sumber daya-sumber daya yang terbatas, atau saling ketergantungan dua atau lebih kelompok-kelompok kegiatan kerja untuk mencapai tujuan mereka.
3)        Pribadi : ketidak sesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi karyawan dengan perilaku yang diperankan pada jabatan mereka, dan perbedaan dalam nilai-nilai atau persepsi.

Konflik dapat didefinisikan sebagai segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua atau lebih pihak. Konflik organisasi (organizational conflict) adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok-kelompok organisasi yang timbul Karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya-sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi.

Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
a)        Konflik dalam diri individu.
b)        Konflik antar individu dalam organisasi yang sama.
c)        Konflik antara individu dan kelompok.
d)       Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama.
e)        Konflik antar organisasi.

c.         Metoda-metoda Pengelolaan Konflik

Ada tiga bentuk manajemen konflik :
a)        stimulasi konflik dalam satuan-satuan organisasi di mana pelaksanaan kegiatan lambat karena tingkat konflik terlalu rendah.
b)        pengurangan atau penekanan konflik bila terlalu tinggi atau menurunkan produktifitas.
c)        penyelesaian konflik.

10.  Dasar-dasar Proses Pengawasan

Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk “menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Ini berkenaan dengan cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang direncanakan. Pengertian ini menunjukan adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan. Definisi pengawasan yang dikemukakan oleh Robert J. Mockler berikut ini telah memperjelas unsur-unsur esensial proses pengawasan : Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merangcang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.

a)        Tahap penetapan satandar.
b)        Tahap penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan.
c)        Tahap pengukuran pelaksanaan kegiatan.
d)       Tahap pembandingan pelaksanaan dengan standard analisa penyimpangan.

c.         Karakteristik-karakteristik pengawasan yang efektif

Untuk menjadi efektif, sistem pengawasan harus memenuhi kriteria tertentu. Kriteria-kriteria utama adalah bahwa sistem seharusnya mengawasi kegiatan-kegiatan yang benar, tepat waktu, dengan biaya yang efektif, tepat-akurat, dan dapat diterima oleh yang bersangkutan. Semakin dipenuhinya kriteria-kriteria tersebut semakin efektif sistem pengawasan.

11.  Berbagai Teknik dan Metode Pengawasan

Pengawasan sebenarnya mengandung arti penjagaan stabilitas dan equilibirium. Untuk mencapai keseimbangan, bagaimanapun juga manajer harus selalu merubah apa yang dikerjakannya atau merubah standar yang digunakan sekarang untuk mengukur pelaksanaan. Dan teknik-teknik serta metoda-metoda pengawasan hendaknya digunakan secara simultan, tidak berdiri sendiri-sendiri.
Teknik-teknik yang sering digunakan meliputi :
a)        pengamatan (control by observation)
b)        inspeksi teratur dan langsung (control by regular and spot inspection),
c)        pelaporan lisan dan tertulis (control by report)
d)       evaluasi pelaksanaan
e)        diskusi antara manajer dan bawahan tentang pelaksanaan suatu kegiatan.

b.        Teknik-teknik Pengawasan kuatitatif

Sebagian besar teknik-teknik pengawasan kuantitatif cenderung untuk menggunakan data khusus dan metoda-metoda kuantitatif untuk mengukur dan memeriksa kuantitas dan kualitas keluaran. Metoda-metoda kuantitatif tersebut terdiri dari :


a)        Anggaran (budget) seperti:
1.        anggaran operasi, anggaran pembelanjaan modal, anggaran penjualan, anggaran kas, dan lain-lainnya.
2.        anggaran-anggaran khusus, seperti planning programming budgeting systems, zero base budgeting, dan human resource accounting.
b)        Audit, seperti internal audit, external audit, dan management audit.
c)        Analisa Break even.
d)       Analisa Rasio.
e)        Bagan dan teknik yang berhubungan dengan waktu pelaksanaan kegiatan, seperti bagan Gantt, program evaluation and review technique, dan critical path method.